RadarBali.com – Cuaca buruk yang terjadi diawal bulan Agustus membuat penyeberangan di Selat Bali terganggu.
Akibat hembusan angin kencang dan gelombang tinggi, pihak Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) Gilimanuk memberlakukan pola buka tutup.
Penutupan penyeberangan pertama dilakukan pada Rabu (2/8) malam. Sebelum ditutup, sejak sore angin kencang dan gelombang tinggi sudah terjadi di Selat Bali.
Semakin lama cuaca semakin memburuk dan membuat pelayaran kapal terganggu. Selain membahayakan kapal yang berlayar, kapal yang akan sandar di dermaga pelabuhan Ketapang, Banyuwangi juga mengalami kesulitan karena ombak besar.
Karena cuaca buruk membahayakan, UPP kemudian memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas penyeberangan Jawa – Bali mulai pukul 19.50.
Begitu penyeberangan dihentikan, kapal yang sudah siapa berlayar sementara masih tetap di dermaga. Sementara kapal yang sedang berlayar mencari posisi yang aman untuk mengapung.
Karena penyeberangan ditutup, maka pengguna jasa terutama kendaraan menumpuk di parkir pelabuhan.
Banyaknya kendaraan yang datang mengakibatkan antrian sampai keluar pelabuhan. Setelah sekitar dua jam penyeberangan ditutup, cuaca mulai membaik dan pukul 21. 50 penyeberangan dibuka lagi.
Meski penyeberangan dibuka namun pelayaran kapal maupun proses bongkar buat masih terganggu oleh ombak besar.
Sehingga membuat antrean kendaraan terus terjadi. Bahkan, sekitar pukul 00.00 Wita ekor antrean sampai di Pasar Gilimanuk.
“Penyeberangan ditunda karena angin kencang dan gelombang yang tidak stabil membahayakan pelayaran kapal,” ujar Kepala UPP kelas III Gilimanuk, Made Astika.