28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:27 AM WIB

Abrasi di Pantai Kelanting Kian Parah, Tanah Kuburan Tergerus

TABANAN – Gempuran ombak dan gelombang besar yang terjadi di bulan Agustus lalu mengakibatkan tanah setra (kuburan) di Pantai Kelating

milik Banjar Dukuh Dauh Pangkung dan Banjar Dukuh Dangin Pangkung, Desa Kelating, Kerambitan, mengalami abrasi.

Sekitar 15 are tanah setra yang berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai tergerus air laut. Tanah setra yang tergerus membuat warga kedua banjar dinas tersebut was-was.

Pasalnya mereka khawatir tak dapat melakukan prosesi pengabenan (penguburan) nantinya. Tidak hanya itu gelombang besar di laut sewaktu-waktu dapat terjadi kembali.

Dan, dapat menggerus semua tanah setra yang luasnya sekitar 40 are tersebut. Mangku Dalem Praja Pati Jro Mangku Subadi mengatakan, awalnya tahun 2017 lalu hanya sedikit tanah setra mengalami abrasi.

Namun, setelah terjadi gelombang besar di Pantai Kelanting bulan Agustus lalu mengakibatkan tanah seluas 40 are lebih abrasi.

“Sekitar 15 are mengalami abrasi. Masyarakat di dua banjar yakni Banjar Dukuh Dauh Pangkung dan Banjar Dukuh Dangin khawatir, karena tanah kuburan sudah berkurang tegerus air laut,” ungkapnya.

Jro Mangku Subadi menambahkan, yang menjadi kekhawatiran jika air air laut pasang, maka warga terpaksa menerobos air laut dengan risiko basah kuyup ketika melakukan pengabenan.

Sedangkan air laut surut perjalanan menuju setra dengan mudah ditempuh di atas pasir. Ada akses jalan lain menuju lokasi setra namun cukup lama perjalanannya.

Hanya itu yang dapat dilakukan warga disini. “Kami berharap pemerintah Tabanan dan instansi terkait cepat merespons.

Sehingga abrasi tidak semakin meluas. Pasalnya gelombang dan ombak besar dapat terjadi kembali,” harapnya.

TABANAN – Gempuran ombak dan gelombang besar yang terjadi di bulan Agustus lalu mengakibatkan tanah setra (kuburan) di Pantai Kelating

milik Banjar Dukuh Dauh Pangkung dan Banjar Dukuh Dangin Pangkung, Desa Kelating, Kerambitan, mengalami abrasi.

Sekitar 15 are tanah setra yang berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai tergerus air laut. Tanah setra yang tergerus membuat warga kedua banjar dinas tersebut was-was.

Pasalnya mereka khawatir tak dapat melakukan prosesi pengabenan (penguburan) nantinya. Tidak hanya itu gelombang besar di laut sewaktu-waktu dapat terjadi kembali.

Dan, dapat menggerus semua tanah setra yang luasnya sekitar 40 are tersebut. Mangku Dalem Praja Pati Jro Mangku Subadi mengatakan, awalnya tahun 2017 lalu hanya sedikit tanah setra mengalami abrasi.

Namun, setelah terjadi gelombang besar di Pantai Kelanting bulan Agustus lalu mengakibatkan tanah seluas 40 are lebih abrasi.

“Sekitar 15 are mengalami abrasi. Masyarakat di dua banjar yakni Banjar Dukuh Dauh Pangkung dan Banjar Dukuh Dangin khawatir, karena tanah kuburan sudah berkurang tegerus air laut,” ungkapnya.

Jro Mangku Subadi menambahkan, yang menjadi kekhawatiran jika air air laut pasang, maka warga terpaksa menerobos air laut dengan risiko basah kuyup ketika melakukan pengabenan.

Sedangkan air laut surut perjalanan menuju setra dengan mudah ditempuh di atas pasir. Ada akses jalan lain menuju lokasi setra namun cukup lama perjalanannya.

Hanya itu yang dapat dilakukan warga disini. “Kami berharap pemerintah Tabanan dan instansi terkait cepat merespons.

Sehingga abrasi tidak semakin meluas. Pasalnya gelombang dan ombak besar dapat terjadi kembali,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/