29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:59 AM WIB

Indonesia Sulit Capai SDGs di Tahun 2030 Mendatang, Ini Penyebabnya…

DENPASAR – Sustainable Development Goals (SDGs) ditetapkan oleh PBB pada 2015 silam dengan capaian target hingga 2030 untuk pembangunan berkelanjutan 169 negara di dunia. 

Indonesia sendiri masuk dalam salah satu negara yang mengambil bagian dalam upaya pencapaian SDGs tersebut.

Namun, hingga 2019 sekarang ini, Indonesia dinilai masih sulit untuk mencapai tujuan MDGs. Apalagi untuk mencapai target di tahun 2030.

Walau perkembanganya cukup bagus, tapi belum memadai untuk mencapai apa yang telah ditetapkan oleh PBB.

Hal ini dikatakan langsung oleh Jalal, selaku praktisi CSR dan akademisi Universitas Sekolah Bisnis Prasetya Mulya pada acara Seminar Membangun Kemitraan untuk Mencapai SDGs di salah satu hotel di kawasan Seminyak, Kuta,  Rabu (4/9) sore.

“Kalau targetnya adalah pada tahun 2030 tidak ada kemiskinan di Indonesia, semua punya akses pendidikan memadai. Maka kalau dilihat kondisinya di tahun 2018, sesungguhnya belum memadai,” kata Jalal.

Menurutnya, saat ini sumberdaya yang dimiliki belum benar-benar diarahkan mencapai tujuan yang disepakati.

Untuk mencapi tujuan tersebut seluruh stakeholder harus mengambil peran bersama. Mulai dari swasta, pemerintah, LSM, hingga corporate

“Ada beberapa indikator yang bukan saja tidak tercapai malah mundur dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

Selain sumberdaya yang belum dioptimalkan, hambatan politik juga kerap menjadi tantangan dalam mencapai SDGs tersebut. 

Pada kesempatan yang sama akademisi Universitas Trisakti Maria Nindita Radyati mengatakan, proses edukasi sangat diperlukan untuk memahami soal capaian MDGs terutama terkait partisipasi korporasi.

Selama ini korporasi terlibat di dalam pemberdayaan sosial melalui corporate social responsibility (CSR).

“Edukasi memiliki peran penting. Karena semuanya diperlukan partisipasi seluruh element. Baik itu swasta, pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya,” kata Maria.

Seminar ini sendiri merupakan seminar LSM yang menggabungkan pihak pemerintah, LSM, dan sektor swasta yang dipimpin oleh CECT dan 

PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) dan disponsori oleh TDA (Komunitas Tangan Diatas) dan UNDP yang menjadi seminar kedua pada tahun 2019 ini. 

Seminar ini bertujuan untuk meraih masa depan yang berkelanjutan tanpa kemiskinan di Indonesia yang sebelumnya didakan di 5 Kota pada tahun 2018 lalu, dan kini digelar juga di Bali di tahun 2019 ini.

DENPASAR – Sustainable Development Goals (SDGs) ditetapkan oleh PBB pada 2015 silam dengan capaian target hingga 2030 untuk pembangunan berkelanjutan 169 negara di dunia. 

Indonesia sendiri masuk dalam salah satu negara yang mengambil bagian dalam upaya pencapaian SDGs tersebut.

Namun, hingga 2019 sekarang ini, Indonesia dinilai masih sulit untuk mencapai tujuan MDGs. Apalagi untuk mencapai target di tahun 2030.

Walau perkembanganya cukup bagus, tapi belum memadai untuk mencapai apa yang telah ditetapkan oleh PBB.

Hal ini dikatakan langsung oleh Jalal, selaku praktisi CSR dan akademisi Universitas Sekolah Bisnis Prasetya Mulya pada acara Seminar Membangun Kemitraan untuk Mencapai SDGs di salah satu hotel di kawasan Seminyak, Kuta,  Rabu (4/9) sore.

“Kalau targetnya adalah pada tahun 2030 tidak ada kemiskinan di Indonesia, semua punya akses pendidikan memadai. Maka kalau dilihat kondisinya di tahun 2018, sesungguhnya belum memadai,” kata Jalal.

Menurutnya, saat ini sumberdaya yang dimiliki belum benar-benar diarahkan mencapai tujuan yang disepakati.

Untuk mencapi tujuan tersebut seluruh stakeholder harus mengambil peran bersama. Mulai dari swasta, pemerintah, LSM, hingga corporate

“Ada beberapa indikator yang bukan saja tidak tercapai malah mundur dibandingkan sebelumnya,” ujarnya.

Selain sumberdaya yang belum dioptimalkan, hambatan politik juga kerap menjadi tantangan dalam mencapai SDGs tersebut. 

Pada kesempatan yang sama akademisi Universitas Trisakti Maria Nindita Radyati mengatakan, proses edukasi sangat diperlukan untuk memahami soal capaian MDGs terutama terkait partisipasi korporasi.

Selama ini korporasi terlibat di dalam pemberdayaan sosial melalui corporate social responsibility (CSR).

“Edukasi memiliki peran penting. Karena semuanya diperlukan partisipasi seluruh element. Baik itu swasta, pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya,” kata Maria.

Seminar ini sendiri merupakan seminar LSM yang menggabungkan pihak pemerintah, LSM, dan sektor swasta yang dipimpin oleh CECT dan 

PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) dan disponsori oleh TDA (Komunitas Tangan Diatas) dan UNDP yang menjadi seminar kedua pada tahun 2019 ini. 

Seminar ini bertujuan untuk meraih masa depan yang berkelanjutan tanpa kemiskinan di Indonesia yang sebelumnya didakan di 5 Kota pada tahun 2018 lalu, dan kini digelar juga di Bali di tahun 2019 ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/