27.8 C
Jakarta
22 November 2024, 21:48 PM WIB

Bertemu Istri Orang di Tempat Sepi, Warga Desak Perbekel Mundur

RadarBali.com – Kasus pertemuan Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama dengan perempuan yang berstatus istri orang berbuntut panjang.

Jumat (3/11) kemarin sejumlah warga Desa Tukadaya mendatangi kantor Perbekel Tukadaya untuk menyampaikan aspirasi

ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tukadaya, yang saat itu sedang rapat membahas mengenai tindaklanjut dugaan perselingkuhan perbekel.

Kedatangan warga tersebut membuat pengurus BPD Desa Tukadaya kaget, karena secara tiba-tiba datang warga dan masuk ke ruang rapat.

Bahkan I Putu A, suami perempuan yang diduga diselingkuhi perbekel juga hadir. Setiap warga yang datang dan menyampaikan aspirasi satu suara menuntut perbekel mundur karena dianggap tidak bermoral.

“Sebagai pemimpin semestinya memberikan contoh yang baik. Kalau tidak sesuai dengan etika dan moral sebaiknya mundur,” kata Gusti Putu Suryadi, warga Berawan Tangi Taman.

Senada diungkapkan I Putu A, suami KA yang mengatakan bahwa perbuatan perbekel sudah tidak sesuai dengan etika dan moral. Sudah bertemu dengan istrinya di malam hari dan di tempat sepi.

Perbekel sudah melakukan perbuatan tidak pantas dan tidak beretika, sehingga agar tidak ada korban lain perbekel diminta untuk mundur.

“Untungnya tidak saya gebukin, karena saya ingin menyelesaikan secara baik-baik, “kata Putu A yang juga tentara ini.

Ketua BPD Ketut Suadia mengatakan, kedatangan warga yang tiba-tiba tersebut tanpa rencana dari BPD, karena warga sudah terlanjur masuk dan akan menyampikan aspirasi pihaknya tidak bisa mencegah.

Mengenai desakan dari warga yang mendesak Perbekel Mundur, pihaknya akan menyampaikan pada Bupati Jembrana melalui Camat Melaya.

“Kesimpulan dari BPD juga menyatakan Perbekel melanggar sumpah dan janji dan telah meresahkan masyarakat, “jelasnya.

Namun sebelum surat permohonan pemberhentian perbekel tersebut dilayangkan, BPD terlebih dahulu akan mendatangi perbekel untuk memberikan opsi mundur dari jabatannya.

 Kalau tidak mau mundur, maka BPD akan melanjutkan mengirim surat pada bupati Jembrana agar perbekel diberhentikan.

Seperti diketahui, Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama dipergoki sedang berduaan dalam mobil bersama istri orang yang tidak lain adalah warganya sendiri.

Perbekel tidak membantah adanya pertemuan tersebut, namun isu mengenai perselingkuhan tidak benar.

Menurutnya, pertemuan dan tempatnya saja yang salah sehingga masyarakat menganggap ada perselingkuhan.

Pertemuan dengan KA tersebut pada Jumat (28/10) malam lalu sekitar pukul 08.00 wita, di jalan desa Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru.

Menurut Perbekel, pertemuan dengan KA tersebut tidak disengaja di jalan. Saat itu KA membawa sepeda motor dan perbekel yang membawa mobil.

Karena KA ingin curhat, perbekel mempersilahkan KA masuk ke dalam mobilnya kemudian dipergoki suami KA.

RadarBali.com – Kasus pertemuan Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama dengan perempuan yang berstatus istri orang berbuntut panjang.

Jumat (3/11) kemarin sejumlah warga Desa Tukadaya mendatangi kantor Perbekel Tukadaya untuk menyampaikan aspirasi

ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tukadaya, yang saat itu sedang rapat membahas mengenai tindaklanjut dugaan perselingkuhan perbekel.

Kedatangan warga tersebut membuat pengurus BPD Desa Tukadaya kaget, karena secara tiba-tiba datang warga dan masuk ke ruang rapat.

Bahkan I Putu A, suami perempuan yang diduga diselingkuhi perbekel juga hadir. Setiap warga yang datang dan menyampaikan aspirasi satu suara menuntut perbekel mundur karena dianggap tidak bermoral.

“Sebagai pemimpin semestinya memberikan contoh yang baik. Kalau tidak sesuai dengan etika dan moral sebaiknya mundur,” kata Gusti Putu Suryadi, warga Berawan Tangi Taman.

Senada diungkapkan I Putu A, suami KA yang mengatakan bahwa perbuatan perbekel sudah tidak sesuai dengan etika dan moral. Sudah bertemu dengan istrinya di malam hari dan di tempat sepi.

Perbekel sudah melakukan perbuatan tidak pantas dan tidak beretika, sehingga agar tidak ada korban lain perbekel diminta untuk mundur.

“Untungnya tidak saya gebukin, karena saya ingin menyelesaikan secara baik-baik, “kata Putu A yang juga tentara ini.

Ketua BPD Ketut Suadia mengatakan, kedatangan warga yang tiba-tiba tersebut tanpa rencana dari BPD, karena warga sudah terlanjur masuk dan akan menyampikan aspirasi pihaknya tidak bisa mencegah.

Mengenai desakan dari warga yang mendesak Perbekel Mundur, pihaknya akan menyampaikan pada Bupati Jembrana melalui Camat Melaya.

“Kesimpulan dari BPD juga menyatakan Perbekel melanggar sumpah dan janji dan telah meresahkan masyarakat, “jelasnya.

Namun sebelum surat permohonan pemberhentian perbekel tersebut dilayangkan, BPD terlebih dahulu akan mendatangi perbekel untuk memberikan opsi mundur dari jabatannya.

 Kalau tidak mau mundur, maka BPD akan melanjutkan mengirim surat pada bupati Jembrana agar perbekel diberhentikan.

Seperti diketahui, Perbekel Desa Tukadaya I Made Budi Utama dipergoki sedang berduaan dalam mobil bersama istri orang yang tidak lain adalah warganya sendiri.

Perbekel tidak membantah adanya pertemuan tersebut, namun isu mengenai perselingkuhan tidak benar.

Menurutnya, pertemuan dan tempatnya saja yang salah sehingga masyarakat menganggap ada perselingkuhan.

Pertemuan dengan KA tersebut pada Jumat (28/10) malam lalu sekitar pukul 08.00 wita, di jalan desa Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru.

Menurut Perbekel, pertemuan dengan KA tersebut tidak disengaja di jalan. Saat itu KA membawa sepeda motor dan perbekel yang membawa mobil.

Karena KA ingin curhat, perbekel mempersilahkan KA masuk ke dalam mobilnya kemudian dipergoki suami KA.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/