29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:05 AM WIB

Ini Alasan Desa Pakraman Tolak Tower di Halaman SDN 2 Ketewel

RadarBali.com – Bendesa Pakraman Lembeng, Made Cakra, mengatakan, warga desa sepakat menolak keberadaan tower yang berdiri di SDN 2 Ketewel.

Penolakan telah dilakukan berdasarkan hasil rapat warga. Terlebih, lokasi tower itu berada dekat dengan Pura Desa Lembeng. Jaba pura Lembeng ini satu areal dengan halaman sekolah.

“Kami sudah melayangkan hasil paruman desa kami kepada pemerintah. Kami layangkan tertulis sesuai prosedur,” ujar bendesa Cakra, kemarin.

Alasan penolakan, pertama tower dibangun di atas lahan sekolah yang masih satu areal dengan jaba pura Desa Lembeng.

Alasan lainnya, di sebelah tower ada sumur galian sedalam 12 meter, tentu kepadatan tanah diragukan. “Termasuk ada anak sekolah. Kalau lagi ada karya (acara adat) di pura, areal ini juga banyak orang,” ungkap Cakra.

Pihaknya juga kaget karena tiba-tiba ada tower berdiri di atas halaman sekolah. “Kami kaget tiba-tiba saja tower sudah berdiri.

Mereka kerja malam hari dan tidak pernah ada sosialisasi maupun pemberitahuan,” keluh bendesa Cakra.

Seharusnya, menurut Cakra, kalau fair semestinya minta izin dulu kepada warga selaku pemilik wilayah.

Cakra pun mengaku sudah melakukan cross cek terkait pembangunan tower yang ternyata sudah mendapat rekomendasi dari Sekda Gianyar dan Dinas Pendidikan Gianyar.

“Saya tidak tahu kegunaannya untuk apa itu. Karena memang tidak ada sosialisasi sama sekali. Yang saya baca di rekomendasi itu,

katanya untuk keperluan IT. Tapi apa ia pembangunan tower ini akan menguntungkan siswa?,” ujarnya bertanya balik.

Di bagian lain, Kepala UPT Dinas Pendidikan Gianyar Kecamatan Sukawati, Ni Ketut Yuriati dan Kepala SDN 2 Ketewel, I Made Oka Putra tidak bisa berbuat banyak mengenai penolakan pembangunan tower itu. Sebab, rekomendasi turun begitu saja dari atasan mereka.

Terlebih saat ini proses belajar di sekolah sedang libur Galungan Kuningan. Sejak penampahan sampai paing Kuningan anak-anak libur.

“Seingat kami, sekitar sebulan lalu mulai ada pekerja. Tapi tyang tidak paham betul pembangunan tower ini. Yang jelas dari kami, hanya berharap anak-anak bisa belajar nyaman,” jelasnya.

RadarBali.com – Bendesa Pakraman Lembeng, Made Cakra, mengatakan, warga desa sepakat menolak keberadaan tower yang berdiri di SDN 2 Ketewel.

Penolakan telah dilakukan berdasarkan hasil rapat warga. Terlebih, lokasi tower itu berada dekat dengan Pura Desa Lembeng. Jaba pura Lembeng ini satu areal dengan halaman sekolah.

“Kami sudah melayangkan hasil paruman desa kami kepada pemerintah. Kami layangkan tertulis sesuai prosedur,” ujar bendesa Cakra, kemarin.

Alasan penolakan, pertama tower dibangun di atas lahan sekolah yang masih satu areal dengan jaba pura Desa Lembeng.

Alasan lainnya, di sebelah tower ada sumur galian sedalam 12 meter, tentu kepadatan tanah diragukan. “Termasuk ada anak sekolah. Kalau lagi ada karya (acara adat) di pura, areal ini juga banyak orang,” ungkap Cakra.

Pihaknya juga kaget karena tiba-tiba ada tower berdiri di atas halaman sekolah. “Kami kaget tiba-tiba saja tower sudah berdiri.

Mereka kerja malam hari dan tidak pernah ada sosialisasi maupun pemberitahuan,” keluh bendesa Cakra.

Seharusnya, menurut Cakra, kalau fair semestinya minta izin dulu kepada warga selaku pemilik wilayah.

Cakra pun mengaku sudah melakukan cross cek terkait pembangunan tower yang ternyata sudah mendapat rekomendasi dari Sekda Gianyar dan Dinas Pendidikan Gianyar.

“Saya tidak tahu kegunaannya untuk apa itu. Karena memang tidak ada sosialisasi sama sekali. Yang saya baca di rekomendasi itu,

katanya untuk keperluan IT. Tapi apa ia pembangunan tower ini akan menguntungkan siswa?,” ujarnya bertanya balik.

Di bagian lain, Kepala UPT Dinas Pendidikan Gianyar Kecamatan Sukawati, Ni Ketut Yuriati dan Kepala SDN 2 Ketewel, I Made Oka Putra tidak bisa berbuat banyak mengenai penolakan pembangunan tower itu. Sebab, rekomendasi turun begitu saja dari atasan mereka.

Terlebih saat ini proses belajar di sekolah sedang libur Galungan Kuningan. Sejak penampahan sampai paing Kuningan anak-anak libur.

“Seingat kami, sekitar sebulan lalu mulai ada pekerja. Tapi tyang tidak paham betul pembangunan tower ini. Yang jelas dari kami, hanya berharap anak-anak bisa belajar nyaman,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/