31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:33 AM WIB

Buleleng Terjebak Zona Merah, Ini Dua Variabel Pemicunya Versi BNPB

SINGARAJA – Kabupaten Buleleng masih belum beranjak dari zona merah peta risiko covid-19. Mengacu peta risiko yang dirilis

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Buleleng sudah masuk zona merah peta risiko sebaran covid-19 sejak 24 Maret lalu.

Dan, hingga kemarin (15/5) Buleleng belum beranjak dari zona merah. Itu berarti kini masuk pekan keempat Buleleng berada dalam zona merah.

Bila mengacu peta yang dirilis BNPB, saat ini ada sebelas daerah yang masuk dalam zona merah alias risiko tinggi sebaran covid-19.

Dari sebelas daerah itu, sebanyak empat daerah diantaranya ada di Provinsi Bali. Yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Buleleng.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa yang dikonfirmasi kemarin tak menampik hal tersebut.

Menurut Suyasa, ada dua variabel yang menyebabkan Buleleng masih tertahan di zona merah. Yakni tingkat hunian di rumah sakit dan angka kematian akibat covid-19.

Hingga kemarin tercatat masih ada 82 orang pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Dengan jumlah tersebut tingkat hunian rumah sakit sudah turun menjadi 35 persen.

Semula tingkat hunian mencapai 70 persen. Suyasa mengaku sudah menyiapkan skema untuk menekan angka tingkat hunian. Yakni menyiapkan lokasi karantina yang terpusat.

“Desa sudah kami minta menyiapkan lokasi karantina. Untuk kelurahan juga sudah dipusatkan di Hotel Grand Surya. Ini sudah jalan sejak minggu lalu.

Kami optimistis minggu depan tingkat hunian sudah turun. Karena pasien-pasien tanpa gejala yang sekarang karantina di rumah sakit, mestinya dalam beberapa hari mendatang sudah sembuh,” kata Suyasa.

Sementara tingkat kematian akibat covid-19 di Buleleng juga terbilang tinggi. Saat ini persentase kematian akibat covid-19 di Buleleng ada di angka 4,07 persen.

Sementara persentase kematian covid-19 secara nasional hanya ada di angka 2,71 persen. Suyasa mengaku, satgas sudah memberi perhatian penuh terhadap hal tersebut.

Pihaknya bersama tim medis telah berusaha menekan fatality rate alias angka kematian terhadap covid-19. Saat ini pasien yang meninggal, sebenarnya sudah memiliki penyakit bawaan.

 Mulai dari ginjal, jantung, maupun diabetes. Hanya saja covid memperparah kondisi kesehatan pasien tersebut.

“Ini sudah jadi atensi kami. Sebenarnya kalau dilihat yang meninggal itu kebanyakan sudah punya penyakit bawaan. Kami sudah melakukan diskusi bagaimana caranya agar angka kematian ini bisa diturunkan,” tegas Suyasa.

Dengan skema-skema yang telah dirancang, Satgas menargetkan Buleleng bisa bebas dari zona merah dalam beberapa pekan mendatang. 

SINGARAJA – Kabupaten Buleleng masih belum beranjak dari zona merah peta risiko covid-19. Mengacu peta risiko yang dirilis

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Buleleng sudah masuk zona merah peta risiko sebaran covid-19 sejak 24 Maret lalu.

Dan, hingga kemarin (15/5) Buleleng belum beranjak dari zona merah. Itu berarti kini masuk pekan keempat Buleleng berada dalam zona merah.

Bila mengacu peta yang dirilis BNPB, saat ini ada sebelas daerah yang masuk dalam zona merah alias risiko tinggi sebaran covid-19.

Dari sebelas daerah itu, sebanyak empat daerah diantaranya ada di Provinsi Bali. Yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Buleleng.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa yang dikonfirmasi kemarin tak menampik hal tersebut.

Menurut Suyasa, ada dua variabel yang menyebabkan Buleleng masih tertahan di zona merah. Yakni tingkat hunian di rumah sakit dan angka kematian akibat covid-19.

Hingga kemarin tercatat masih ada 82 orang pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit. Dengan jumlah tersebut tingkat hunian rumah sakit sudah turun menjadi 35 persen.

Semula tingkat hunian mencapai 70 persen. Suyasa mengaku sudah menyiapkan skema untuk menekan angka tingkat hunian. Yakni menyiapkan lokasi karantina yang terpusat.

“Desa sudah kami minta menyiapkan lokasi karantina. Untuk kelurahan juga sudah dipusatkan di Hotel Grand Surya. Ini sudah jalan sejak minggu lalu.

Kami optimistis minggu depan tingkat hunian sudah turun. Karena pasien-pasien tanpa gejala yang sekarang karantina di rumah sakit, mestinya dalam beberapa hari mendatang sudah sembuh,” kata Suyasa.

Sementara tingkat kematian akibat covid-19 di Buleleng juga terbilang tinggi. Saat ini persentase kematian akibat covid-19 di Buleleng ada di angka 4,07 persen.

Sementara persentase kematian covid-19 secara nasional hanya ada di angka 2,71 persen. Suyasa mengaku, satgas sudah memberi perhatian penuh terhadap hal tersebut.

Pihaknya bersama tim medis telah berusaha menekan fatality rate alias angka kematian terhadap covid-19. Saat ini pasien yang meninggal, sebenarnya sudah memiliki penyakit bawaan.

 Mulai dari ginjal, jantung, maupun diabetes. Hanya saja covid memperparah kondisi kesehatan pasien tersebut.

“Ini sudah jadi atensi kami. Sebenarnya kalau dilihat yang meninggal itu kebanyakan sudah punya penyakit bawaan. Kami sudah melakukan diskusi bagaimana caranya agar angka kematian ini bisa diturunkan,” tegas Suyasa.

Dengan skema-skema yang telah dirancang, Satgas menargetkan Buleleng bisa bebas dari zona merah dalam beberapa pekan mendatang. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/