25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:02 AM WIB

Duh, Cubang Terpapar Abu, Lahan Pertanian Rusak, Warga Sogra Merana

AMLAPURA – Warga Dusun Sogra Sebudi sebagian besar sudah kembali ke kampung halaman. Mereka mulai ancang-ancang untuk bercocok tanam  dan beternak.

Hanya saja ada beberapa kesulitan yang mereka alami pasca pulang dari pengungsian. Air bersih yang selama ini menjadi tumpuan warga sekarang terkontaminasi debu vulkanik.

Di antaranya adalah air cubang warga yang ada di depan rumahnya masing masing. Terlabih lagi air ini mengandalkan sumber dari air hujan.

Masalahnya, air hujan sekarang ini mengandung debu dan agak asam sehingga kurang bagus untuk komsumsi dan kebutuhan yang lain.

Dusun Sogra sendiri merupakan dusun teratas di lereng Gunung Agung. Dusun ini ada di radius 4,5 km dari puncak Gunung Agung. Kawasan ini masuk dalam KRB III.  

Sejak radius bahaya dipersempit jadi 4 km, Dusun Sogra dinyatakan aman dan penduduk bisa pulang. Namun demikian insfrastruktur di dusun tersebut juga rusak.

Warga Banjar Dinas Bukit Galah, misalnya, yang masuk Dusun Sogra bahkan masih mengungsi di Dusun Tegeh, Desa Amerta Bhuana karena jalan masih terputus.

Masalah air bersih menjadi hal yang sangat mendesak untuk ditangani. Karena begitu kembali ke kampungnya maka kebutuhan akan air bersih cukup tinggi.

Selaian itu stok pangan juga masih minim karena hasil pertanian rusak parah terkena terjangan debu vulkanik.

Embung Pasar Agung yang juga menjadi handalan untuk ketersediaan air bersih juga kondisinya tidak layak minum.

Air yang ada terpapar abu dan bau belerang sehingga sangat tidak layak untuk digunakan mandi dan juga minum.

Air embung tampak berwarna hijau dan bau. Kondisi ini dikemukakan Ketua Pesebaya Agung I Gede Pawana.

Pawana mengakui kalau warga Sogra sempat berharap ada bantuan air bersih buat mereka. Karena untuk membeli air bersih cukup mahal.

Sementara perbekalan mereka sudah habis di pengungsian. “Memang sempat ada bantuan air bersih dari PDAM, hanya sifatnya insidentil,” bebernya.

Agar bisa mandiri, mereka meminta bantuan air bersih. Termasuk berharap mendapat stok pangan sampai mereka kembali bisa bercocok tanam. 

AMLAPURA – Warga Dusun Sogra Sebudi sebagian besar sudah kembali ke kampung halaman. Mereka mulai ancang-ancang untuk bercocok tanam  dan beternak.

Hanya saja ada beberapa kesulitan yang mereka alami pasca pulang dari pengungsian. Air bersih yang selama ini menjadi tumpuan warga sekarang terkontaminasi debu vulkanik.

Di antaranya adalah air cubang warga yang ada di depan rumahnya masing masing. Terlabih lagi air ini mengandalkan sumber dari air hujan.

Masalahnya, air hujan sekarang ini mengandung debu dan agak asam sehingga kurang bagus untuk komsumsi dan kebutuhan yang lain.

Dusun Sogra sendiri merupakan dusun teratas di lereng Gunung Agung. Dusun ini ada di radius 4,5 km dari puncak Gunung Agung. Kawasan ini masuk dalam KRB III.  

Sejak radius bahaya dipersempit jadi 4 km, Dusun Sogra dinyatakan aman dan penduduk bisa pulang. Namun demikian insfrastruktur di dusun tersebut juga rusak.

Warga Banjar Dinas Bukit Galah, misalnya, yang masuk Dusun Sogra bahkan masih mengungsi di Dusun Tegeh, Desa Amerta Bhuana karena jalan masih terputus.

Masalah air bersih menjadi hal yang sangat mendesak untuk ditangani. Karena begitu kembali ke kampungnya maka kebutuhan akan air bersih cukup tinggi.

Selaian itu stok pangan juga masih minim karena hasil pertanian rusak parah terkena terjangan debu vulkanik.

Embung Pasar Agung yang juga menjadi handalan untuk ketersediaan air bersih juga kondisinya tidak layak minum.

Air yang ada terpapar abu dan bau belerang sehingga sangat tidak layak untuk digunakan mandi dan juga minum.

Air embung tampak berwarna hijau dan bau. Kondisi ini dikemukakan Ketua Pesebaya Agung I Gede Pawana.

Pawana mengakui kalau warga Sogra sempat berharap ada bantuan air bersih buat mereka. Karena untuk membeli air bersih cukup mahal.

Sementara perbekalan mereka sudah habis di pengungsian. “Memang sempat ada bantuan air bersih dari PDAM, hanya sifatnya insidentil,” bebernya.

Agar bisa mandiri, mereka meminta bantuan air bersih. Termasuk berharap mendapat stok pangan sampai mereka kembali bisa bercocok tanam. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/