26.1 C
Jakarta
12 Desember 2024, 4:41 AM WIB

Dahsyat! Selangkah Lagi, AMDK Gianyar Water Sudah Bisa Dipasarkan

GIANYAR – Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Gianyar Mineral Water yang diproduksi Perumda Tirta Sanjiwani satu langkah lagi beredar di pasaran. Pihak Perumda tinggal menunggu terbitnya izin edar. Setelah itu akan dipasarkan ke instansi pemerintah dan hotel restoran.

Direktur Utama Perumda Tirta Sanjiwani menyatakan pabrik air minum telah memperoleh sertifikat Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dari Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) RI.

Hal itu terungkap saat kedatangan Kepala BPOM RI, Penny Lukito beserta rombongan ke pabrik di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Jumat (5/3) pukul 14.00.

“Kepala BPOM RI menyampaikan bahwa satu-satunya produksi AMDK di Indonesia  yg mendapatkan sertifikat CPPOB dari BPOM RI,” ujar Sastra menirukan pernyataan Kepala BPOM, Penny.

Dalam kunjungan itu, pihak BPOM sempat mengecek bangunan pabrik dan kelengkapan alat.

“Beliau mengagumi pabrik AMDK, karena sudah sangat lengkap dan kualitas alat filtrasi yg high teknologi,” jelasnya.

Setelah memperoleh sertifikat CPPOB, tinggal menunggu terbitnya izin edar.

“Ini baru tahap SNI, setelah ini, kami diminta paralel jalan, mengajukan izin MD (Makanan Dalam Negeri). Setelah itu bisa cepat keluar. Kami sampaikan ke ibu, kalau bisa keluar izin saat hari jadi Kota Gianyar,” jelasnya.

Dalam kunjungan BPOM ke pabrik AMDK di Payangan, Sastra membeberkan sejumlah petunjuk.

“Kami diminta semuanya harus bersih. Sudut tidak boleh ada mikroba, harus sering dibersihkan, harus sering dirapikan,” jelasnya.

Kemudian untuk kebersihan botol dan galon, menggunakan sistem pembilasan air yang sudah difilterasi.

“Pakai air baku yang sama, tapi sudah difilterasi. Itu hal teknis yang ditanyakan. Ibu (Kepala BPOM) hanya melihat kegiatan bagaimana mendemo dari awal sampai air munculnya satu produk,” terangnya.

Selain kebersihan alat dan ruangan, tenaga kerja juga akan diberikan Bimbingan Teknis (Bintek).

“Kedatangan beliau ini pendampingan, munculnya izin edar. Baik SOP, tenaga kerja didampingi untuk pembelajaran higienitas. Harus steril, pakaian khusus, masuk ruangan harus steril. Masuk gorden, sudah steril,” ungkapnya.

Yang jadi perhatian penting lainnya adalah menjaga sumber air. Apalagi di sekitar desa banyak lalat. Itu yang dihindari.

“Kami menjaga air bersih, siap minum, benar-benar higienis,” terangnya.

Sastra mengakui, pihak BPOM menekankan temuan mayor dan minor. “Tapi itu tidak secara kualitas. Secara phyisical saja. Misalnya tempat orang masuk. Lebih ke safety, sanitasi, kloset, tidak bau, debu, kaca, tiap hari dipel. Bukan lap sama, harus lap berbeda,” pungkasnya.

GIANYAR – Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Gianyar Mineral Water yang diproduksi Perumda Tirta Sanjiwani satu langkah lagi beredar di pasaran. Pihak Perumda tinggal menunggu terbitnya izin edar. Setelah itu akan dipasarkan ke instansi pemerintah dan hotel restoran.

Direktur Utama Perumda Tirta Sanjiwani menyatakan pabrik air minum telah memperoleh sertifikat Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dari Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM) RI.

Hal itu terungkap saat kedatangan Kepala BPOM RI, Penny Lukito beserta rombongan ke pabrik di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Jumat (5/3) pukul 14.00.

“Kepala BPOM RI menyampaikan bahwa satu-satunya produksi AMDK di Indonesia  yg mendapatkan sertifikat CPPOB dari BPOM RI,” ujar Sastra menirukan pernyataan Kepala BPOM, Penny.

Dalam kunjungan itu, pihak BPOM sempat mengecek bangunan pabrik dan kelengkapan alat.

“Beliau mengagumi pabrik AMDK, karena sudah sangat lengkap dan kualitas alat filtrasi yg high teknologi,” jelasnya.

Setelah memperoleh sertifikat CPPOB, tinggal menunggu terbitnya izin edar.

“Ini baru tahap SNI, setelah ini, kami diminta paralel jalan, mengajukan izin MD (Makanan Dalam Negeri). Setelah itu bisa cepat keluar. Kami sampaikan ke ibu, kalau bisa keluar izin saat hari jadi Kota Gianyar,” jelasnya.

Dalam kunjungan BPOM ke pabrik AMDK di Payangan, Sastra membeberkan sejumlah petunjuk.

“Kami diminta semuanya harus bersih. Sudut tidak boleh ada mikroba, harus sering dibersihkan, harus sering dirapikan,” jelasnya.

Kemudian untuk kebersihan botol dan galon, menggunakan sistem pembilasan air yang sudah difilterasi.

“Pakai air baku yang sama, tapi sudah difilterasi. Itu hal teknis yang ditanyakan. Ibu (Kepala BPOM) hanya melihat kegiatan bagaimana mendemo dari awal sampai air munculnya satu produk,” terangnya.

Selain kebersihan alat dan ruangan, tenaga kerja juga akan diberikan Bimbingan Teknis (Bintek).

“Kedatangan beliau ini pendampingan, munculnya izin edar. Baik SOP, tenaga kerja didampingi untuk pembelajaran higienitas. Harus steril, pakaian khusus, masuk ruangan harus steril. Masuk gorden, sudah steril,” ungkapnya.

Yang jadi perhatian penting lainnya adalah menjaga sumber air. Apalagi di sekitar desa banyak lalat. Itu yang dihindari.

“Kami menjaga air bersih, siap minum, benar-benar higienis,” terangnya.

Sastra mengakui, pihak BPOM menekankan temuan mayor dan minor. “Tapi itu tidak secara kualitas. Secara phyisical saja. Misalnya tempat orang masuk. Lebih ke safety, sanitasi, kloset, tidak bau, debu, kaca, tiap hari dipel. Bukan lap sama, harus lap berbeda,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/