33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 11:57 AM WIB

Sanitasi Layak Baru 92 %, 975 KK Digelontor Bantuan Sarana Sanitasi

SINGARAJA – Ratusan keluarga di Buleleng akan mendapat bantuan sarana sanitasi. Bantuan itu sengaja disalurkan, agar warga mendapatkan akses sanitasi yang layak.

Sebab belum seluruh rumah tangga di Buleleng memiliki akses layak ke sarana sanitasi individu.

Mengacu data pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, saat ini cakupan sarana sanitasi layak di tingkat rumah tangga baru mencapai angka 92 persen.

Sementara cakupan sanitasi aman, hanya berada di angka 5 persen. Rencananya pada tahun 2021 ini, akan ada 975 kepala keluarga yang menerima bantuan sarana sanitasi individu.

Bantuan itu akan digelontorkan ke 10 desa yang ada di Buleleng. Yakni Desa Bulian, Lemukih, Sekumpul, Galungan, Pegayaman, Kayuputih Melaka, Tigawasa, Sidatapa, Ularan, dan Patas.

Total dana yang disiapkan mencapai Rp 8,28 miliar. “Jadi yang disasar itu memang desa dengan locus stunting.

Setelah itu baru diberikan pada desa-desa dengan parameter tingkat kemiskinan. Nanti seluruhnya dibantu lewat

Dana Alokasi Khusus bidang sanitasi,” kata Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra yang didampingi Kabid Cipta Karya I Gede Suharjono.

Adiptha mengatakan bantuan sanitasi tahun ini berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya pemerintah hanya akan memberikan tangki septik semata. Sementara pembangunan bilik sanitasi, menjadi tanggungan penerima manfaat.

“Tahun ini bukan hanya tangki septik saja yang dibantu. Tapi juga bilik sanitasi akan dibuatkan. Jadi masing-masing sasaran akan menerima bantuan senilai Rp 8,5 juta,” jelasnya.

Lebih lanjut Adiptha mengatakan, pembangunan sarana sanitasi akan difasilitasi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk desa.

Nantinya KSM bertugas mengurus tender bahan bangunan, mencari tukang, serta membantu proses pelaksanaan pekerjaan. Sementara pengawasan akan dilakukan oleh tenaga fasilitator.

“Saat ini masih sosialisasi di tingkat desa. Target kami dalam 6 bulan mendatang, sudah selesai. Memang durasi yang diberikan cukup panjang.

Karena kami paham ketersediaan tukang bangunan di desa tidak banyak. Kami yakin ini bisa selesai tepat waktu,” papar Adiptha. 

SINGARAJA – Ratusan keluarga di Buleleng akan mendapat bantuan sarana sanitasi. Bantuan itu sengaja disalurkan, agar warga mendapatkan akses sanitasi yang layak.

Sebab belum seluruh rumah tangga di Buleleng memiliki akses layak ke sarana sanitasi individu.

Mengacu data pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, saat ini cakupan sarana sanitasi layak di tingkat rumah tangga baru mencapai angka 92 persen.

Sementara cakupan sanitasi aman, hanya berada di angka 5 persen. Rencananya pada tahun 2021 ini, akan ada 975 kepala keluarga yang menerima bantuan sarana sanitasi individu.

Bantuan itu akan digelontorkan ke 10 desa yang ada di Buleleng. Yakni Desa Bulian, Lemukih, Sekumpul, Galungan, Pegayaman, Kayuputih Melaka, Tigawasa, Sidatapa, Ularan, dan Patas.

Total dana yang disiapkan mencapai Rp 8,28 miliar. “Jadi yang disasar itu memang desa dengan locus stunting.

Setelah itu baru diberikan pada desa-desa dengan parameter tingkat kemiskinan. Nanti seluruhnya dibantu lewat

Dana Alokasi Khusus bidang sanitasi,” kata Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra yang didampingi Kabid Cipta Karya I Gede Suharjono.

Adiptha mengatakan bantuan sanitasi tahun ini berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya pemerintah hanya akan memberikan tangki septik semata. Sementara pembangunan bilik sanitasi, menjadi tanggungan penerima manfaat.

“Tahun ini bukan hanya tangki septik saja yang dibantu. Tapi juga bilik sanitasi akan dibuatkan. Jadi masing-masing sasaran akan menerima bantuan senilai Rp 8,5 juta,” jelasnya.

Lebih lanjut Adiptha mengatakan, pembangunan sarana sanitasi akan difasilitasi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dibentuk desa.

Nantinya KSM bertugas mengurus tender bahan bangunan, mencari tukang, serta membantu proses pelaksanaan pekerjaan. Sementara pengawasan akan dilakukan oleh tenaga fasilitator.

“Saat ini masih sosialisasi di tingkat desa. Target kami dalam 6 bulan mendatang, sudah selesai. Memang durasi yang diberikan cukup panjang.

Karena kami paham ketersediaan tukang bangunan di desa tidak banyak. Kami yakin ini bisa selesai tepat waktu,” papar Adiptha. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/