SINGARAJA – Warga dari tujuh desa di Kawasan Wisata Lovina, Buleleng resah dan was-was.
Penyebabnya, warga di tujuh desa itu tak mendapat akses pendidikan ke SMA/SMK negeri. Akibat kesulitan akses, tidak sedikit dari warga saat proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, terpaksa mendaftarkan anaknya di sekolah swasta.
Adapun ketujuh desa itu adalah Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan, dan Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng; Desa Selat dan Desa Kayuputih di Kecamatan Sukasada; Serta Desa Kaliasem di Kecamatan Banjar.
Ketujuh desa ini notabene desa penyangga di kawasan wisata Lovina.
Meski berada di kawasan pariwisata, mirisnya siswa yang berasal dari desa-desa itu kesulitan mengakses pendidikan tingkat SMA/SMK. Siswa yang ingin bersekolah di SMA, harus mendaftar di SMAN 2 Singaraja.
Sementara SMAN 1 Banjar yang ada di Desa Banjar, justru berada di luar zona. Sedangkan bila ingin melanjutkan ke SMK, sekolah terdekat adalah SMKN 2 Singaraja.
“Masalahnya ketika kami daftar, itu sudah out dari perangkingan. Jangankan saya yang tinggal di Desa Kalibukbuk. Yang dari (dusun) Dangin Margi Pemaron saja terpental,” keluh Ketut Alit Widiada, 48, warga Desa Kalibukbuk.
Ia pun terpaksa menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. “Kalau bisa pemerintah membuat sekolah baru di kawasan Lovina ini. Kami ini bayar pajak juga lho, punya hak yang sama mendapatkan akses pendidikan di sekolah negeri. Saya kebetulan masih mampu, bisa sekolahkan anak di swasta. Kalau yang petani dana nelayan itu bagaimana?” imbuhnya.