NEGARA – Angin kencang yang terjadi di perairan Selat Bali menyebabkan penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, Banyuwangi, ditunda selama 1 jam lebih, Sabtu (3/8) malam.
Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau Syahbandar Gilimanuk dan Ketapang, menutup sementara pelayaran karena berisiko untuk keselamatan pelayaran.
Kepala UPP kelas II Pelabuhan Gilimanuk Ketut Aryadana mengatakan, penundaan pelayaran dua pelabuhan penghubung Jawa dan Bali tersebut, terjadi pada Sabtu malam pukul 22.11 wita hingga 23.45 wita.
Kecepatan angin saat itu mencapai 32 – 35 knot per jam atau 60 kilometer per jam. “Angin kencang berisiko bagi pelayaran,” jelas Aryadana kemarin.
Dengan kondisi angin kencang di tengah Selat Bali, membahayakan kapal yang sedang berlayar. Bahkan di tengah laut kecepatan angin menurut nakhoda mencapai 41-42 knot per jam.
Angin kencang tersebut bisa menyebabkan kapal terseret dan hanyut keluar jalur pelayaran atau bisa terjadi tabrakan.
Setelah mendapat informasi dari nakhoda kapal yang sudah berlayar, UPP Gilimanuk dan Ketapang kemudian menutup penyeberangan sementara.
Menurutnya, untuk kapal yang sudah terlanjur menyeberang pada saat angin kencang tersebut, dipastikan dalam kondisi aman.
Pihaknya juga sudah mengimbau pada semua kapal untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu berkoordinasi dengan petugas yang di seberang.
“Kapal yang sudah terlanjur menyeberang aman, tidak apa-apa,” terangnya. Karena penutupan sementara pelabuhan, kapal yang sudah bersandar tetap berada di dermaga.
Kendaraan yang akan menyeberang menunggu di areal parkir pelabuhan hingga pelabuhan penyeberangan kembali dibuka 23.45 Wita.
Semua kapal yang sudah muat langsung berlayar menuju pelabuhan Ketapang. Sementara mengenai kondisi angin yang terjadi pada hari Minggu kemarin,
tidak terlalu kencang seperti sehari sebelumnya. Pelabuhan penyeberangan hingga sore kemarin berjalan normal.