30.4 C
Jakarta
12 Desember 2024, 10:49 AM WIB

Rumah Hancur Disapu Angin, Keluarga Wardana Bertahan di Bale Bengong

GEROKGAK – Korban angin puting kencang di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, kini terpaksa bertahan di bale bengong rumahnya.

Meski sudah reot, keluarga ini terpaksa bertahan karena bangunan itu satu-satunya yang bisa digunakan untuk tidur.

Angin kencang yang berhembus pada Sabtu (4/1) lalu, memang menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah di Banjar Dinas Yeh Panes, Desa Pemuteran.

Rumah milik I Kadek Wardana, 43, rata dengan tanah.

Ditemui di rumahnya pagi kemarin (5/1), Wardana terlihat masih trauma. Sejumlah tetangganya terus memberikan dukungan moral pada Wardana dan istrinya, Ni Nengah Karini, 38.

“Ya sekarang tinggal di bale bengong ini. Nanti lagi tiga hari mau gotong royong d sini,” tutur Wardana dengan tatapan Nanar.

Di bale bengong berukuran 1,5×2 meter itu seluruh keluarga ini berteduh. Selain Wardana dan Karini, putra mereka Kadek Angga Saputra, 9, juga tinggal di bale bengong itu.

Sementara putri mereka, Ni Luh Ayu Tina, 16, tinggal di tempat lain.“Sementara nginep di rumah temannya,” timpal Karini.

Menurut Karini, saat kejadian, seluruh keluarganya beruntung bisa selamat. Saat itu mereka semua tengah berada di dapur.

Tiba-tiba angin kencang berhembus dari arah selatan (arah gunung). Dalam sekali hembusan angin, rumah mereka langsung rata tanah.

“Memang jam-jam segitu itu jam kasih makan babi. Makanya semua sedang di dapur. Tiba-tiba ada angin kencang, langsung roboh. Lemari, rice cooker, rusak semua,” ujar Karini.

Menurut Karini dirinya tinggal di atas tanah pinjaman orang lain. Tanah itu sejatinya milik Wayan Mastra, salah seorang guru agama di SMAN 2 Gerokgak.

Ia diizinkan di atas tanah tersebut, sekaligus mengelola lahan tani seluas 75 are. Perbekel Pemuteran Nyoman Arnawa secara terpisah mengatakan, warganya yang tertimpa musibah itu termasuk keluarga miskin.

Hanya saja keluarga ini tak bisa mendapat bantuan bedah rumah, karena tak punya tanah milik. Rencananya warga setempat akan melakukan gotong royong pada Rabu (8/1) nanti.

“Ada bantuan dari pengusaha-pengusaha pariwisata di Pemuteran sini. Tiga hari lagi mulai membangun lagi dari dasar. Nanti akan ada gotong royong,” kata Arnawa.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, angin kencang yang terjadi sangat terpengaruh dengan potensi badai tropis yang terjadi di barat daya Australia.

Menurutnya, selain rumah yang roboh karena angin kencang, sejumlah pohon juga tumbang menutupi jalan raya.

“Paling banyak itu pohon tumbang. Ada sekitar empat titik yang terdampak. Kami belum bisa pastikan sampai kapan ini terjadi.

Sebab masih berpotensi terus berkembang. Kami himbau masyarakat agar lebih waspada,” kata Suadnyana. 

GEROKGAK – Korban angin puting kencang di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, kini terpaksa bertahan di bale bengong rumahnya.

Meski sudah reot, keluarga ini terpaksa bertahan karena bangunan itu satu-satunya yang bisa digunakan untuk tidur.

Angin kencang yang berhembus pada Sabtu (4/1) lalu, memang menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah di Banjar Dinas Yeh Panes, Desa Pemuteran.

Rumah milik I Kadek Wardana, 43, rata dengan tanah.

Ditemui di rumahnya pagi kemarin (5/1), Wardana terlihat masih trauma. Sejumlah tetangganya terus memberikan dukungan moral pada Wardana dan istrinya, Ni Nengah Karini, 38.

“Ya sekarang tinggal di bale bengong ini. Nanti lagi tiga hari mau gotong royong d sini,” tutur Wardana dengan tatapan Nanar.

Di bale bengong berukuran 1,5×2 meter itu seluruh keluarga ini berteduh. Selain Wardana dan Karini, putra mereka Kadek Angga Saputra, 9, juga tinggal di bale bengong itu.

Sementara putri mereka, Ni Luh Ayu Tina, 16, tinggal di tempat lain.“Sementara nginep di rumah temannya,” timpal Karini.

Menurut Karini, saat kejadian, seluruh keluarganya beruntung bisa selamat. Saat itu mereka semua tengah berada di dapur.

Tiba-tiba angin kencang berhembus dari arah selatan (arah gunung). Dalam sekali hembusan angin, rumah mereka langsung rata tanah.

“Memang jam-jam segitu itu jam kasih makan babi. Makanya semua sedang di dapur. Tiba-tiba ada angin kencang, langsung roboh. Lemari, rice cooker, rusak semua,” ujar Karini.

Menurut Karini dirinya tinggal di atas tanah pinjaman orang lain. Tanah itu sejatinya milik Wayan Mastra, salah seorang guru agama di SMAN 2 Gerokgak.

Ia diizinkan di atas tanah tersebut, sekaligus mengelola lahan tani seluas 75 are. Perbekel Pemuteran Nyoman Arnawa secara terpisah mengatakan, warganya yang tertimpa musibah itu termasuk keluarga miskin.

Hanya saja keluarga ini tak bisa mendapat bantuan bedah rumah, karena tak punya tanah milik. Rencananya warga setempat akan melakukan gotong royong pada Rabu (8/1) nanti.

“Ada bantuan dari pengusaha-pengusaha pariwisata di Pemuteran sini. Tiga hari lagi mulai membangun lagi dari dasar. Nanti akan ada gotong royong,” kata Arnawa.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana mengatakan, angin kencang yang terjadi sangat terpengaruh dengan potensi badai tropis yang terjadi di barat daya Australia.

Menurutnya, selain rumah yang roboh karena angin kencang, sejumlah pohon juga tumbang menutupi jalan raya.

“Paling banyak itu pohon tumbang. Ada sekitar empat titik yang terdampak. Kami belum bisa pastikan sampai kapan ini terjadi.

Sebab masih berpotensi terus berkembang. Kami himbau masyarakat agar lebih waspada,” kata Suadnyana. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/