BANGLI – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Bangli pada hari kedua masih dalam pantauan petugas gabungan.
Selasa kemarin (5/1), Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kintamani mengecek belajar tatap muka di SMPN 1 Kintamani.
Proses belajar berlangsung sebagai mestinya, dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Pantauan Muspika, sejumlah hal sudah disiapkan.
Di antaranya tempat cuci tangan, pengecekan suhu, memakai masker dan menjaga jarak di ruangan kelas.
Kepala SMPN 1 Kintamani I Wayan Ariana menyatakan, sebelum pelaksanaan PTM pihaknya sudah menyiapkan prokes sesuai anjuran pemerintah.
“Apabila dalam pengecekan ada siswa yang tidak memenuhi standar kesehatan terutama pada pengecekan suhu tubuh maka yang bersangkutan akan dipulangkan,” ujar Wayan Ariana.
Pada pelaksanaan PTM di sekolahnya, dilaksanakan dengan menghadirkan siswa secara terbatas. Pelaksanaan di bagi menjadi 2 shift.
Yakni pagi, pukul 08.00-11.00. Kemudian sore, pukul 12.00-13.00. “Siswa yang tidak melaksanakan PTM, tetap melaksanakan daring dan bagi yang tidak memiliki HP pihak guru mendatangi kerumahnya,” terangnya.
Pihaknya juga mengucapkan terimakasih kepada jajaran Muspika yang telah hadir ikut mengawasi protokol kesehatan di sekolahnya.
Sementara itu, Dandim 1626/Bangli, Letkol Inf. I Gde Putu Suwardana, menyatakan, saat pandemi Covid 19 saat ini, potensi penyebarannya masih sangat tinggi.
Pihaknya berharap pelaksanaan PTM tidak terjadi klaster baru di wilayah Bangli. “Dengan dilaksanakan pembelajaran tatap muka langsung antara guru dan siswa tentunya
diperlukan protokol kesehatan di masing masing sekolah,” tegas Dandim yang menerjunkan petugas memantau sekolah-sekolah.
Pihaknya pun meyakini bahwa setiap sekolah sudah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik.
“Untuk mencegah penyebaran Covid-19,” kata Dandim. Pihaknya juga sudah memerintahkan para Danramil di masing-masing kecamatan untuk bersinergi dengan Muspika setempat.
“Melaksanakan monitoring kegiatan di wilayah,” pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, PTM ini berlangsung sejak Senin lalu (4/1).
Munculnya SKB empat menteri, ditambah edaran gubernur, membuat Bangli membuka sekolah tatap muka.
Prokes ketat diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung. Meski tatap muka, jika ada orang tua yang tidak berkenan, bisa tetap dilakukan daring.