28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:39 AM WIB

Rabies Makan Korban Jiwa, Mendadak Pejabat Buleleng Bungkam

RadarBali.com – Kasus rabies nampaknya menjadi momok tersendiri bagi pejabat di Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Sampai kini tidak ada pejabat yang mau berbicara terbuka terkait hasil uji laboratorium, korban tewas suspect rabies asal Desa Bebetin.

Pemerintah mengklaim masih menunggu hasil tertulis dari uji sampel yang telah dikirim ke Denpasar.

Hingga kini penyebab pasti meninggalnya Ketut Restiada, 32, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, masih menjadi tanda tanya.

Tim medis hanya menyatakan korban meninggal dengan suspect rabies. Namun untuk penyebab pasti, apakah positif rabies atau tidak, tim medis masih menanti konfirmasi hasil uji lab.

Konon sampel telah dikirim ke Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Hasilnya pun telah terbit beberapa hari lalu. Hanya saja pemerintah masih enggan menjelaskan secara detail soal hasil uji laboratorium itu.

Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra saat dikonfirmasi kemarin, mengaku hasil uji laboratorium sudah keluar.

Sehingga pemerintah mengambil langkah strategis melakukan eleminasi terhadap anjing-anjing yang belum tervaksin di Desa Bebetin, terutama anjing liar.

“Sementara kami sudah ambil langkah eleminasi untuk melokalisir kejadian yang ada di Desa Bebetin itu,” kata Sutjidra saat ditemui di Kantor Bupati Buleleng, siang kemarin.

Apakah itu berarti hasil uji lab positif? Saat ditanya demikian, Sutjidra berkelit. Sutjidra mengarahkan agar wartawan bertanya kepada Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. IGN Mahapramana yang kebetulan ada di dekat Sutjidra saat itu.

Mahapramana sendiri menyatakan hasil uji laboratorium secara tertulis belum ia terima. Namun ia tak menampik jika sudah mendapat informasi via sambungan telepon.

Pun saat ditanya soal hasil itu, Mahapramana ikut berkelit. Ia menyatakan masih menunggu konfirmasi secara tertulis.

“Tertulis belum ada. Kalau telpon-telponan sudah ada, tapi tidak formal. Jangan dulu lah. Nanti kalau sudah ada hitam di atas putih, baru. Tunggu dulu hitam di atas putih dulu,” kelitnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Bebetin, Ketut Restiada, meninggal dunia di RSUD Buleleng, Jumat (6/10) pekan lalu.

Korban diduga terjangkit rabies. Selama menjalani perawatan, korban menunjukkan gejala medis yang identik dengan korban rabies, seperti phobia cahaya dan phobia air.

RadarBali.com – Kasus rabies nampaknya menjadi momok tersendiri bagi pejabat di Pemerintah Kabupaten Buleleng.

Sampai kini tidak ada pejabat yang mau berbicara terbuka terkait hasil uji laboratorium, korban tewas suspect rabies asal Desa Bebetin.

Pemerintah mengklaim masih menunggu hasil tertulis dari uji sampel yang telah dikirim ke Denpasar.

Hingga kini penyebab pasti meninggalnya Ketut Restiada, 32, warga Banjar Dinas Bengkel, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, masih menjadi tanda tanya.

Tim medis hanya menyatakan korban meninggal dengan suspect rabies. Namun untuk penyebab pasti, apakah positif rabies atau tidak, tim medis masih menanti konfirmasi hasil uji lab.

Konon sampel telah dikirim ke Laboratorium Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Hasilnya pun telah terbit beberapa hari lalu. Hanya saja pemerintah masih enggan menjelaskan secara detail soal hasil uji laboratorium itu.

Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra saat dikonfirmasi kemarin, mengaku hasil uji laboratorium sudah keluar.

Sehingga pemerintah mengambil langkah strategis melakukan eleminasi terhadap anjing-anjing yang belum tervaksin di Desa Bebetin, terutama anjing liar.

“Sementara kami sudah ambil langkah eleminasi untuk melokalisir kejadian yang ada di Desa Bebetin itu,” kata Sutjidra saat ditemui di Kantor Bupati Buleleng, siang kemarin.

Apakah itu berarti hasil uji lab positif? Saat ditanya demikian, Sutjidra berkelit. Sutjidra mengarahkan agar wartawan bertanya kepada Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. IGN Mahapramana yang kebetulan ada di dekat Sutjidra saat itu.

Mahapramana sendiri menyatakan hasil uji laboratorium secara tertulis belum ia terima. Namun ia tak menampik jika sudah mendapat informasi via sambungan telepon.

Pun saat ditanya soal hasil itu, Mahapramana ikut berkelit. Ia menyatakan masih menunggu konfirmasi secara tertulis.

“Tertulis belum ada. Kalau telpon-telponan sudah ada, tapi tidak formal. Jangan dulu lah. Nanti kalau sudah ada hitam di atas putih, baru. Tunggu dulu hitam di atas putih dulu,” kelitnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Bebetin, Ketut Restiada, meninggal dunia di RSUD Buleleng, Jumat (6/10) pekan lalu.

Korban diduga terjangkit rabies. Selama menjalani perawatan, korban menunjukkan gejala medis yang identik dengan korban rabies, seperti phobia cahaya dan phobia air.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/