31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:55 AM WIB

Antisipasi Siaran Luar, KPID Bali Gelar Rakor Dengan NTB dan Jatim

DENPASAR-Mengantisipasi maraknya siaran TV dan radio dari luar Bali saat perayaan Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/3), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali  melakukan rapat koordinasi dengan jajaran KPID NTB dan Jatim.

 

Seperti disampaikan Ketua KPID Bali I Made Sunarsa. Dijelaskan, rakor KPID Bali dengan jajaran KPID NTB dan KPID Jatim ini dilakukan sebagai upaya agar saat perayaan Nyepi 1 Caka 1941 kali ini tidak ada lagi siaran TV dan radio dari luar Bali  

 

“Langkah ini kami lakukan agar tahun ini tidak ada lagi siaran TV dan radio yang mengganggu keheningan suasana perayaan Nyepi,” terang Made Sunarsa, Rabu (6/3).

 

 

Pasalnya selama ini, kata Sunarsa saat perayaan hari suci Nyepi siaran TV dan radio luar Bali masih sangat marak terutama dari kawasan Lombok dan Jawa Timur.

 

Atas alasan itulah, pihak KPID Bali mengirim perwakilan komisioner KPID Bali yakni IGN Rahman Murthana, AA Rai Sahadewa, dan Ni Wayan Yudiarthini untuk melakukan koordinasi dengan KPID daerah lainnya khususnya kawasan Lombok dan Jawa Timur.

 

“Harapan kami, dengan koordinasi ini, pelaksanaan Nyepi tahun ini, siaran TV dan radio luar Bali bisa dihentikan, dan tidak lagi marak seperti tahun sebelumnya,” tegas Sunarsa.

 

Senada dengan yang disampaikan Ketua KPID Bali, Wakil Ketua KPID Bali, IGN “Rahman” Murthana juga menjelaskan bahwa sudah saatnya pelaksanaan Nyepi betul-betul dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya gangguan khususnya siaran TV dan radio luar Bali seperti tahun sebelumnya yang masih sangat marak sekali. 

 

Sehingga perayaan hari suci Nyepi yang telah menasional dan bahkan mendunia ini dapat memberi nilai multiguna bagi salah satu alternatif dalam pencetakan karakter bangsa masa depan, yang berwawasan budaya adiluhung, lebih bermartabat dan berkeadaban. 

 

Selain itu, kata Murthana, juga agar dapat memberi manfaat bagi pemulihan upaya pelestarian lingkungan dan ekosistemnya, sehingga menjadi lebih bersih dan sehat kembali, karena terbebas dari beragam polusi kehidupan.

 

“Mengingat perayaan hari suci Nyepi sebagai penanda dan pengingat bagi kita dalam mewujudkan sikap dan perilaku yang ramah dan santun terhadap lingkungan hidup dan ekosistemnya agar tetap ajeh dan lestari,” tandas Murthana

DENPASAR-Mengantisipasi maraknya siaran TV dan radio dari luar Bali saat perayaan Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/3), Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali  melakukan rapat koordinasi dengan jajaran KPID NTB dan Jatim.

 

Seperti disampaikan Ketua KPID Bali I Made Sunarsa. Dijelaskan, rakor KPID Bali dengan jajaran KPID NTB dan KPID Jatim ini dilakukan sebagai upaya agar saat perayaan Nyepi 1 Caka 1941 kali ini tidak ada lagi siaran TV dan radio dari luar Bali  

 

“Langkah ini kami lakukan agar tahun ini tidak ada lagi siaran TV dan radio yang mengganggu keheningan suasana perayaan Nyepi,” terang Made Sunarsa, Rabu (6/3).

 

 

Pasalnya selama ini, kata Sunarsa saat perayaan hari suci Nyepi siaran TV dan radio luar Bali masih sangat marak terutama dari kawasan Lombok dan Jawa Timur.

 

Atas alasan itulah, pihak KPID Bali mengirim perwakilan komisioner KPID Bali yakni IGN Rahman Murthana, AA Rai Sahadewa, dan Ni Wayan Yudiarthini untuk melakukan koordinasi dengan KPID daerah lainnya khususnya kawasan Lombok dan Jawa Timur.

 

“Harapan kami, dengan koordinasi ini, pelaksanaan Nyepi tahun ini, siaran TV dan radio luar Bali bisa dihentikan, dan tidak lagi marak seperti tahun sebelumnya,” tegas Sunarsa.

 

Senada dengan yang disampaikan Ketua KPID Bali, Wakil Ketua KPID Bali, IGN “Rahman” Murthana juga menjelaskan bahwa sudah saatnya pelaksanaan Nyepi betul-betul dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya gangguan khususnya siaran TV dan radio luar Bali seperti tahun sebelumnya yang masih sangat marak sekali. 

 

Sehingga perayaan hari suci Nyepi yang telah menasional dan bahkan mendunia ini dapat memberi nilai multiguna bagi salah satu alternatif dalam pencetakan karakter bangsa masa depan, yang berwawasan budaya adiluhung, lebih bermartabat dan berkeadaban. 

 

Selain itu, kata Murthana, juga agar dapat memberi manfaat bagi pemulihan upaya pelestarian lingkungan dan ekosistemnya, sehingga menjadi lebih bersih dan sehat kembali, karena terbebas dari beragam polusi kehidupan.

 

“Mengingat perayaan hari suci Nyepi sebagai penanda dan pengingat bagi kita dalam mewujudkan sikap dan perilaku yang ramah dan santun terhadap lingkungan hidup dan ekosistemnya agar tetap ajeh dan lestari,” tandas Murthana

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/