AMLAPURA – Dinas Perpsutakaan dan Kerasipan Kabupaten Karangasem belum bisa melakukan penambahan koleksi buku bacaan. Kondisi ini sudah berlangsung sejak tahun 2020 dan berlanjut di tahun 2021 ini.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Karangasem, I Wayan Astika mengungkapkan, tidak adanya penambahan koleksi buku di perpustakaan daerah lantaran terbentur anggaran. Tahun 2020 lalu, hampir sebagian besar anggaran dialokasikan untuk anggaran rutin seperti gaji pegawai, operasional pemerintahan, dan sebagian lagi untuk penanganan covid-19 di Karangasem.
“Penambahan koleksi buku belum bisa maksimal. Begitu juga di tahun ini. Karena keterbatasan anggaran untuk penanganan covid. Ya, kami mendukung dan kami juga tidak mau egois,” ujarnya dikonfirmasi Senin (5/4) kemarin.
Namun meski tidak ada penambahan koleksi buku, sejumlah kegiatan terus digulirkan. Misalnya dengan memberikan kesempatan pengelola perpustakaan sekolah dan juga perpustakaan desa untuk magang di perpustakaan daerah.
Sehingga dengan adanya kesempatan tersebut bisa menggenjot SDM dalam pengelolaan perpustakaan di masing-masing sekolah maupun desa.
“Kegiatan itu yang kami lakukan. Sehingga bisa meningkatkan kapasitas SDM para pengelola perpustakaan untuk bisa meningkatkan pengelolaan perpustakaan di sekolah atau di desa,” kata Astika.
Meski diakui, sepanjang pandemi ini jumlah pengunjung mengalami penurunan drastis. Saat ini pengunjung perpustakaan tidak lebih dari 10 orang.
“Hanya kisaran 5 sampai 10 pengunjung per hari. Itu juga tetap dengan protokol kesehatan disiplin,” imbuhnya.
Sebelumnya pengunjung perpustakaan daerah dalam satu hari bisa mencapai 70 orang lebih. Terlebih dengan adanya berbagai kegiatan dengan melibatkan sekolah dari jenjang PAUD dan SD membuat pengunjung cukup banyak. Saat ini, koleksi buku di Perpustakaan daerah dari seluruh klasifikasi mencapai 14 ribu lebih buku bacaan.
“Ada sastra, sains, kamus dan jenis lainnya. Kami ada 10 klasifikasi,” kata Astika.
Upaya memaksimalkan minat baca masyarakat juga digenjot dengan mendatangi banjar-banjar di seluruh Kecamatan melalui mobil perpustakaan keliling. Namun selama pandemi ini kegiatan tersebut dikurangi.
“Kami punya empat unit mobil perpustakaan keliling. Kami sasar wilayah-wilayah di desa. Ini sebagai upaya menarik minat baca masyarakat,” tandasnya.