33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:55 PM WIB

Duh, Efek Erupsi, Mimpi Resort Tutup, Enam Bulan Karyawan Tak Gajian

AMLAPURA – Efek erupsi Gunung Agung, rupanya, masih dirasakan hingga sekarang. Secara umum, pariwisata Bali memang kembali pulih, dan normal.

Tapi, tidak dengan industri pariwisata Karangasem. Sejumlah fasilitas akomodasi pariwisata di Karangasem terutama di kawasan Abang, dan Kubu, belum pulih 100 persen.

Masih sedikit wisatawan asing yang berlibur di sana. Dampaknya, sejumlah akomodasi wisata tidak mampu menggaji karyawannya.

Seperti yang dialami karyawan Mimpi Resort, Tulamben, Karangasem, belakangan ini. Mereka sudah tidak gajian sejak enam bulan lalu.

Hotel tersebut tutup saat Gunung Agung di level IV atau di level awas. Praktis sejak saat itu tidak buka dan karyawan pun dirumahkan alias menganggur.

Selama tidak kerja, mereka tidak mendapat gaji. Mereka hanya dibayari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan saja.

Seperti diakui  Nengah Sujana, salah seorang karyawan Mimpi Resort yang juga Ketua Serikat Pekerja Mimpi Resort, Tulamben.

Menurut Sujana, ada 65 karyawan yang dirumahkan dan mereka ini tidak punya penghasilan. Ditambahkan, semestinya mereka tetap bisa mendapatkan gaji karena sudah ada kesepakatan.

Selain itu ada juga lima orang karyawan yang keluar sehingga mereka berhak atas pesangon. Menurut Sujana ada rencana Minggu ketiga bulan Mei ini hotel tersebut akan buka kembali.

Hotel dengan 30 kamar ini pun sekarang ini masih tutup. “Saya berat sekali menjalani hidup ini. Untuk beli beras saja susah. Enam bulan sudah tidak gajian,” ujarnya.

Dia berharap ada kepastian dari manajemen agar resort tersebut buka kembali dan karyawan bisa bekerja seperti biasa.  

Hotel ini sendiri sudah buka di Tulamben cukup lama. Sejak tahun 1994 silam. Pihak pekerja berharap Mimpi Resort buka kembali karena hotel lainnya di Tulamben juga sudah buka.

“Sempat disarankan mencari kerja di tempat lain selama dalam kondisi ini. Namun sulit juga karena kondisi juga masih terikat,” ujarnya.

Karena masih berstatus di perusahaan yang menerima juga tidak mau. Diakui Sujana, ada sekitar lima kali pertemuan antara pihak karyawan dengan manajemen.

Tapi, hasilnya sampai saat ini belum juga ada kepastian. Kasus ini sendiri menurut Sujana sudah masuk dimediasi di Disnaker dan  SP Par SPSI Karangasem.

Sujana kembali berharap agar hotel buka kembali karena wisatawan sudah mulai ramai.

 

 

AMLAPURA – Efek erupsi Gunung Agung, rupanya, masih dirasakan hingga sekarang. Secara umum, pariwisata Bali memang kembali pulih, dan normal.

Tapi, tidak dengan industri pariwisata Karangasem. Sejumlah fasilitas akomodasi pariwisata di Karangasem terutama di kawasan Abang, dan Kubu, belum pulih 100 persen.

Masih sedikit wisatawan asing yang berlibur di sana. Dampaknya, sejumlah akomodasi wisata tidak mampu menggaji karyawannya.

Seperti yang dialami karyawan Mimpi Resort, Tulamben, Karangasem, belakangan ini. Mereka sudah tidak gajian sejak enam bulan lalu.

Hotel tersebut tutup saat Gunung Agung di level IV atau di level awas. Praktis sejak saat itu tidak buka dan karyawan pun dirumahkan alias menganggur.

Selama tidak kerja, mereka tidak mendapat gaji. Mereka hanya dibayari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan saja.

Seperti diakui  Nengah Sujana, salah seorang karyawan Mimpi Resort yang juga Ketua Serikat Pekerja Mimpi Resort, Tulamben.

Menurut Sujana, ada 65 karyawan yang dirumahkan dan mereka ini tidak punya penghasilan. Ditambahkan, semestinya mereka tetap bisa mendapatkan gaji karena sudah ada kesepakatan.

Selain itu ada juga lima orang karyawan yang keluar sehingga mereka berhak atas pesangon. Menurut Sujana ada rencana Minggu ketiga bulan Mei ini hotel tersebut akan buka kembali.

Hotel dengan 30 kamar ini pun sekarang ini masih tutup. “Saya berat sekali menjalani hidup ini. Untuk beli beras saja susah. Enam bulan sudah tidak gajian,” ujarnya.

Dia berharap ada kepastian dari manajemen agar resort tersebut buka kembali dan karyawan bisa bekerja seperti biasa.  

Hotel ini sendiri sudah buka di Tulamben cukup lama. Sejak tahun 1994 silam. Pihak pekerja berharap Mimpi Resort buka kembali karena hotel lainnya di Tulamben juga sudah buka.

“Sempat disarankan mencari kerja di tempat lain selama dalam kondisi ini. Namun sulit juga karena kondisi juga masih terikat,” ujarnya.

Karena masih berstatus di perusahaan yang menerima juga tidak mau. Diakui Sujana, ada sekitar lima kali pertemuan antara pihak karyawan dengan manajemen.

Tapi, hasilnya sampai saat ini belum juga ada kepastian. Kasus ini sendiri menurut Sujana sudah masuk dimediasi di Disnaker dan  SP Par SPSI Karangasem.

Sujana kembali berharap agar hotel buka kembali karena wisatawan sudah mulai ramai.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/