BANGLI – Bangunan suci pura menjadi salah satu fokus penyelamatan pascagempa berkekuatan 7.0 SR menggoyang Bali, Minggu (5/8).
Gempa yang berpusat di 22 km di timur laut Lombok Utara NTB memaksa warga Desa Jeruk Mancingan, Kintamani, Bangli memasang tiang penyangga sanggah.
Dalam unggahan foto akun facebook Dwitra J. Ariana tampak jelas bagaimana warga melindungi sanggah merajan (pura, red) agar tak roboh menggunakan beberapa buah bambu.
Bambu dirangkai menyerupai piramida dan dikaitkan dengan sendi-sendi merajan. “Di tengah-tengah beberapa kali gempa susulan,
kami sekeluarga mempertahankan merajan kami agar tidak rubuh,” tulis Dwitra yang merupakan filmaker kenamaan asal Bali.
Diketahui, dari perbincangan Dwitra, banyak merajan yang mengalami kerusakan parah di Bangli. Diketahui, hingga pukul 23.21 gempa susulan masih berlangsung.
Sudah 21 kali gempa susulan dengan intensitas lebih kecil. Pria yang akrab disapa Dadap itu menyebut gempa ini merupakan yang terdahsyat yang pernah dialaminya.
“Ini gempa terkeras yang pernah kurasakan,” bebernya