SINGARAJA – Kerja tim Yustisi Kecamatan Singaraja mengobok-obok warung kopi berkedok prostitusi di jalur Singaraja – Gilimanuk membuahkan hasil.
Tim yustisi menemukan sejumlah bukti bahwa ditempat itu terjadi bisnis lendir dengan melibatkan sejumlah pekerja seks.
Bahkan, disebuah warung kopi di Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk. Tepatnya masuk kawasan Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, tim menemukan seorang pria dengan dua perempuan kedapatan sedang bermesaraan.
Sayang, pria hidung belang itu berhasil kabur saat anggota pecalang melakukan penggerebegan. Sedang dua perempuan yang diduga pekerja seks berhasil diamankan.
Camat Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara membenarkan telah melakukan operasi penggerebegan terhadap keberadaan warung kopi plus-plus itu.
Hanya saja, tidak ada yang diamankan namun diultimatum untuk segera membongkar warung kopi tersebut dalam waktu 3 x 24 jam.
“Kita bergerak cepat dan hasilnya memang menemukan ada praktik asusila di lokasi berkedok warung kopi,” ungkap Dody Sukma Oktiva Askara.
Mereka yang terlibat dan tertangkap dalam penggerebagan itu, telah disidang oleh perangkat Desa Anturan.
Hasilnya, terbit dua surat pernyataan untuk bersedia membongkar bangunan dan dua orang yang diduga pekerja seks dalam waktu 1 x 24 jam meninggalkan Desa Anturan.
”Mereka sudah membuat surat pernyataan tidak mengulang, bersedia membongkar bangunan dan dua orang pelayannya diminta pergi dari Desa Anturan,” jelas Dodi.
Disisi lain Kapolsek Singaraja AKP I Gusti Yudistira mengatakan, operasi dilakukan untuk merespons keresahan masyarakat.
“Adanya keresahan warga atas tempat esek-esek kita lakukan sidak di tiga lokasi dan satu diduga telah digunakan tempat prostitusi terselubung,” tandasnya.