33.8 C
Jakarta
9 November 2024, 14:00 PM WIB

Siswa Dijanjikan Bantuan Kuota, Disdik Kebut Verifikasi Nomor Ponsel

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng tengah menggenjot proses verifikasi dan validasi data nomor ponsel siswa untuk pembelajaran daring.

Apabila nomor ponsel itu valid, siswa disebut akan mendapatkan bantuan kuota untuk pembelajaran. Bantuan itu disalurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) langsung ke nomor ponsel siswa.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika. Astika mengatakan, sekolah sudah melakukan pendataan nomor ponsel siswa.

Nomor ponsel itu sudah tercantum dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di masing-masing sekolah.

Kini proses verifikasi dan validasi tengah berjalan.

Verifikasi itu ditargetkan tuntas pada Jumat (11/9) mendatang. Proses itu memakan waktu lama. Mengingat ada sedikitnya 20 ribu nomor ponsel yang harus diverifikasi. Baik itu untuk tingkat SD maupun SMP.

“Verifikasi ini penting. Biar nanti kuotanya pasti masuk. Karena sekarang kan banyak ada kasus nomornya itu hanya aktif untuk WA saja.

Mau dikirimi kuota tidak bisa, karena sudah masa tenggang. Bahkan ada yang sudah lewat masa tenggang. Ini kan harus dipastikan nomor yang didaftarkan itu dalam kondisi aktif,” kata Astika.

Nantinya setelah nomor ponsel dipastikan aktif, maka siswa akan menerima kuota. Sayangnya Astika tak merinci secara pasti berapa banyak kuota yang akan diterima siswa.

“Itu langsung diberikan dari Pusdatin Kemendikbud kepada siswa. Kami belum tahu berapa kuota yang akan disalurkan. Kami hanya mengusulkan dan mendata saja. Informasi lanjutannya belum kami terima,” imbuhnya.

Bagaimana dengan siswa yang tak memiliki sarana prasarana untuk pembelajaran daring? Astika mengatakan mereka juga telah didata.

Solusinya pemerintah akan melakukan pertemuan tatap muka secara terbatas, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Kalau sudah tidak ada sarana untuk pembelajaran daring, ya dilakukan pertemuan tatap muka. Alternatifnya bisa dilakukan kunjungan rumah,

atau diadakan pertemuan yang sifatnya kecil. Di sekolah pun bisa dilakukan, kalau jumlahnya sedikit,” tukas Astika. 

SINGARAJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng tengah menggenjot proses verifikasi dan validasi data nomor ponsel siswa untuk pembelajaran daring.

Apabila nomor ponsel itu valid, siswa disebut akan mendapatkan bantuan kuota untuk pembelajaran. Bantuan itu disalurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) langsung ke nomor ponsel siswa.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika. Astika mengatakan, sekolah sudah melakukan pendataan nomor ponsel siswa.

Nomor ponsel itu sudah tercantum dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di masing-masing sekolah.

Kini proses verifikasi dan validasi tengah berjalan.

Verifikasi itu ditargetkan tuntas pada Jumat (11/9) mendatang. Proses itu memakan waktu lama. Mengingat ada sedikitnya 20 ribu nomor ponsel yang harus diverifikasi. Baik itu untuk tingkat SD maupun SMP.

“Verifikasi ini penting. Biar nanti kuotanya pasti masuk. Karena sekarang kan banyak ada kasus nomornya itu hanya aktif untuk WA saja.

Mau dikirimi kuota tidak bisa, karena sudah masa tenggang. Bahkan ada yang sudah lewat masa tenggang. Ini kan harus dipastikan nomor yang didaftarkan itu dalam kondisi aktif,” kata Astika.

Nantinya setelah nomor ponsel dipastikan aktif, maka siswa akan menerima kuota. Sayangnya Astika tak merinci secara pasti berapa banyak kuota yang akan diterima siswa.

“Itu langsung diberikan dari Pusdatin Kemendikbud kepada siswa. Kami belum tahu berapa kuota yang akan disalurkan. Kami hanya mengusulkan dan mendata saja. Informasi lanjutannya belum kami terima,” imbuhnya.

Bagaimana dengan siswa yang tak memiliki sarana prasarana untuk pembelajaran daring? Astika mengatakan mereka juga telah didata.

Solusinya pemerintah akan melakukan pertemuan tatap muka secara terbatas, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

“Kalau sudah tidak ada sarana untuk pembelajaran daring, ya dilakukan pertemuan tatap muka. Alternatifnya bisa dilakukan kunjungan rumah,

atau diadakan pertemuan yang sifatnya kecil. Di sekolah pun bisa dilakukan, kalau jumlahnya sedikit,” tukas Astika. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/