29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:39 AM WIB

Ada Sejak dari Penglingsir, Warga Setempat Pernah Alami Kasus Serupa

Kejadian mistis yang dialami empat personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng memang diluar akal dan logika manusia.

 

Empat personel BPBD Buleleng itu mendadak mengalami gatal-gatal disekujur tubuhnya usai menebang pohon wani yang tumbang dan melintang di Jalan Raya Desa Pegadungan, Sukasada, Buleleng, Sabtu (4/1).

 

Mereka yang mengalami gatal-gatal, panas dan bahkan ada yang seperti melepuh langsung menggelar ritual Kewanian. Antara tidak percaya tapi nyata. Pasalnya usai menggelar ritual, seketika gatal-gatal mereka  mereda dan berangsur sembuh.

 

EKA PRASETYA, Sukasada

 

 

TAK ada satupun yang tahu penyebab hingga empat personel BPBD Buleleng mengalami gatal-gatal usai menebang pohon wani.

 

Pasalnya, meski saat memangkas mereka tak merasakan apa-apa. Namun dua hari sejak memangkas pohon di Desa Pegadungan, Sukasada, Buleleng,

 

keempatnya yakni masing-masing Putu Agra Kusuma, Edy Purnawirawan, Nyoman Dharma Kurniawan, termasuk Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng I Wayan Duala Arsayasa langsung mengalami gatal-gatal, panas, dan bengkak-bengkak.

 

Terkait peristiwa mistis yang dialami empat personel BPBD Buleleng, Perbekel Pegadungan Ketut Sudiara menuturkan, para penglingsir dulunya memang menyebut ada orang yang bisa terkena dampak dari pohon wani.

 

Orang yang tidak cocok dengan pohon wani, akan menimbulkan reaksi seperti alergi. Umumnya merasa gatal di sekujur tubuh dan diikuti bentol-bentol.

 

Menurutnya, selain keempat personil BPBD, dulu ada seorang warganya yang juga terkena dampak serupa.

 

Kebetulan saat itu, kata Sudiara, warganya tengah berada di lokasi pohon tumbang, membantu melakukan penanganan.

 

“Saya sendiri belum bisa memastikan, sebab ini kan cerita orang-orang tua dulu. Apakah mungkin perlu prosesi sebelum atau sesudah menebang.

 

Memang sering saya temukan orang gatal-gatal karena pohon wani. Tapi kami tahunya ya dibalur pakai bata merah, ada yang cocoknya pakai arang,” ungkap Sudiara.

 

Seperti diketahui, empat personel BPBD Buleleng tiba-tiba mengalami gatal-gatal usai menebang pohon wani.

 

Akibat musibah itu, BPBD Buleleng langsung menggelar ritual kewanian.

Anehnya usai menggelar ritual, keempat personel mendadak langsung sembuh dan tidak gatal-gatal lagi.

 

Kejadian mistis yang dialami empat personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng memang diluar akal dan logika manusia.

 

Empat personel BPBD Buleleng itu mendadak mengalami gatal-gatal disekujur tubuhnya usai menebang pohon wani yang tumbang dan melintang di Jalan Raya Desa Pegadungan, Sukasada, Buleleng, Sabtu (4/1).

 

Mereka yang mengalami gatal-gatal, panas dan bahkan ada yang seperti melepuh langsung menggelar ritual Kewanian. Antara tidak percaya tapi nyata. Pasalnya usai menggelar ritual, seketika gatal-gatal mereka  mereda dan berangsur sembuh.

 

EKA PRASETYA, Sukasada

 

 

TAK ada satupun yang tahu penyebab hingga empat personel BPBD Buleleng mengalami gatal-gatal usai menebang pohon wani.

 

Pasalnya, meski saat memangkas mereka tak merasakan apa-apa. Namun dua hari sejak memangkas pohon di Desa Pegadungan, Sukasada, Buleleng,

 

keempatnya yakni masing-masing Putu Agra Kusuma, Edy Purnawirawan, Nyoman Dharma Kurniawan, termasuk Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Buleleng I Wayan Duala Arsayasa langsung mengalami gatal-gatal, panas, dan bengkak-bengkak.

 

Terkait peristiwa mistis yang dialami empat personel BPBD Buleleng, Perbekel Pegadungan Ketut Sudiara menuturkan, para penglingsir dulunya memang menyebut ada orang yang bisa terkena dampak dari pohon wani.

 

Orang yang tidak cocok dengan pohon wani, akan menimbulkan reaksi seperti alergi. Umumnya merasa gatal di sekujur tubuh dan diikuti bentol-bentol.

 

Menurutnya, selain keempat personil BPBD, dulu ada seorang warganya yang juga terkena dampak serupa.

 

Kebetulan saat itu, kata Sudiara, warganya tengah berada di lokasi pohon tumbang, membantu melakukan penanganan.

 

“Saya sendiri belum bisa memastikan, sebab ini kan cerita orang-orang tua dulu. Apakah mungkin perlu prosesi sebelum atau sesudah menebang.

 

Memang sering saya temukan orang gatal-gatal karena pohon wani. Tapi kami tahunya ya dibalur pakai bata merah, ada yang cocoknya pakai arang,” ungkap Sudiara.

 

Seperti diketahui, empat personel BPBD Buleleng tiba-tiba mengalami gatal-gatal usai menebang pohon wani.

 

Akibat musibah itu, BPBD Buleleng langsung menggelar ritual kewanian.

Anehnya usai menggelar ritual, keempat personel mendadak langsung sembuh dan tidak gatal-gatal lagi.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/