MANGUPURA – Majelis Desa Adat (MDA) Bali telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) teknis pembuatan dan pawai ogoh-ogoh pada hari Pengerupukan (sehari sebelum Nyepi). Namun sampai saat ini Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung belum berani memutuskan. Alasannya masih menunggu keputusan Satgas Covid-19 Badung.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha mengakui hingga kini belum mengambil keputusan perihal pawai ogoh-ogoh. Karena masih menunggu keputusan Satgas Covid-19 terkait kondisi terkini Covid-19 di Badung pasca-liburan Natal dan Tahun Baru 2022.
“Setelah tanggal 9 Januari ini baru kami bisa pastikan (menggelar pawai atau tidak –Red), karena masih menunggu keputusan dari Satgas Covid-19 terkait kondisi Covid di Badung. Menurut informasi biasanya akan terlihat H+7 liburan,” terang mantan Camat Petang ini.
Pihaknya memastikan tetap akan memberikan dana dukungan kreativitas ogoh-ogoh yang menjadi salah satu tradisi umat Hindu, khususnya di Bali. Sebab, pembuatan ogoh-ogoh menjadi salah satu tempat menuangkan kreativitas seni, khususnya seni patung dan gamelan.
Tahun ini pemkab Badung memutuskan tetap memberikan stimulus kepada Sekaa Teruna (ST) dan Yowana dalam berkreasi membuat ogoh-ogoh.
Tahun-tahun sebelumnya Badung memberikan dana kreativitas sebesar Rp 40 juta per Sekaa Teruna. Namun, situasi keuangan Pemkab Badung belum stabil karena dampak pandemi Covid-19, tahun ini diberikan masing-masing Rp 10 juta kepada 540 Sekaa Teruna dan 12 Yowana di Badung.
“Sudah diputuskan oleh Bupati dengan persetujuan DPRD Badung akan memberikan bantuan kreativitas bagi sekaa teruna maupun yowana dalam perayaan Nyepi,” terangnya.
Menurutnya, Sekaa yang berhak menerima adalan Sekehe Teruna berasal dari krama Desa Adat, sedangkan Yowana adalah berada di perkotaan atau merupakan krama tamiu. “Sekarang kami sedang menyiapkan administrasi pencairannya, sehingga bisa segera dieksekusi,” pungkasnya.