TABANAN– Kesal proyek jalan sepanjang 3,3 kilometer tidak kunjung tuntas dikerjakan, Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita akhirnya melakukan pemanggilan kontraktor proyek.
Pemanggilan tersebut dilakukan lantaran pekerjaan jalan tidak sesuai yang diharapkan masyarakat, konstruksi jalan sedikit buruk.
“Sudah kami lakukan pemanggilan terhadap pemborong proyek jalan Basing menuju Padangan. Kami protes karena jalan tidak sesuai dengan kualitas,” kata Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita, Kamis (6/1).
Pertimbangan lainnya melakukan pemanggilan karena ada aduan dari masyarakat. Wardita menyebut kontrak proyek jalan dikerjakan PT. Berkat Rahmat Sejati. Pengerjaan jalan tersebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 6,5 miliar karena panjang jalan sekitar 3 kilometer.
“Langsung Senin kemarin kami panggil di kantor desa dengan disaksikan Dinas PUPRPKP Tabanan,” ungkapnya.
Saat dilakukan pemanggilan sudah ada niat baik dari pemborong untuk melakukan perbaikan beberapa titik jalan yang alami kerusakan.
Bahkan kontrak proyek jalan menyampaikan bahwa ketebalan agregat memang sudah memenuhi standar, begitu pula ketebalan aspal, tapi kepadatan agregat sedikit kurang.
“Dan kami langsung meminta untuk diperbaiki agar kualitas yang dibangun dapat bertahan lebih lama. Pemborong sudah mau kok melakukan perbaikan,” jelas Wardita.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) I Gusti Ngurah Oka Kamasan tak menampik adanya pemanggilan kontraktor proyek yang dilakukan oleh Perbekel Padangan. “Ya memang pemborong proyek jalan Basing-Padangan sudah dipanggil,” ucap Oka Kamasan.
Pemborong proyek jalan sudah membuat surat pernyataan. Siap untuk melakukan perbaikan. Namun, kontraktor meminta tenggang waktu. Mengingat kondisi cuaca yang kerap kali hujan di daerah pupuan.
“Kalau cuaca bagus baru berani aspal di wilayah padangan. Karena kemarin begitu diaspal hujan turun, sehingga yang menurun kualitas aspal di sana,” terang.
Oka menjelaskan ketebalan agregat jalan, ketebalan aspal dan kepadatan agregat tidak ada masalah.
“Cuma masalahnya faktor cuaca yang menjadi kendala. Karena setiap kali mau aspal, turun hujan, maka harus menunggu cuaca bagus baru bisa aspal,” ungkapnya.
“Yang pasti pemborong jalan mau tanggung jawab proses perbaikan, namun menunggu cuaca bagus baru kembali diaspal jalan,” tandas Oka Kamasan.