GIANYAR – Kondisi Gunung Agung yang mulai menunjukkan penurunan aktivitas vulkanis membuat pengungsi di Posko Sutasoma di Kecamatan Sukawati pulang ke desa mereka masing-masing.
Pengungsi terakhir sebanyak 23 orang memilih pulang. Mereka diantar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar.
Salah satu pengungsi, Komang Mariani, memutuskan untuk pulang ke desa mereka di Desa Buana Giri, Kecamatan Babandem karena kondisi gunung sudah membaik.
“Pengungsi lainnya semua pulang. Di sana juga sudah aman, jadi saya memutuskan pulang juga,” terang Mariani, sebelum berangkat.
Karena jumlah pengungsi di Posko sudah sedikit, Mariani bersama warga lainnya merasa tidak enak kepada petugas dan masyarakat Sukawati, Gianyar.
Mereka yang jumlahnya segelintir ini merasa malu harus dilayani tiap hari. “Kalau hanya harus melayani kami, tidak enak kami. Apalagi petugas disini baik sekali, kami sangat berterima kasih.
Sekarang kami pulang juga dibekali minyak, beras dan beberapa barang lainya diberikan kepada kami untuk dibawa pulang,” ujar perempuan yang sudah lima bulan tinggal di Posko Sutasoma itu.
Mengenai kondisi Gunung Agung, Mariani pun pasrah jika sewaktu-waktu aktivitasnya naik kembali.
“Kalau memang ada kemungkinan begitu, kami akan ke pengungsian terdekat dulu. Mungkin di Karangasem,” jelasnya.
Yang jelas dia berharap, tidak terjadi sesuatu dan bisa melangsungkan aktivitas sehari-hari dengan normal lagi.
Pengungsi lainnya, Ni Wayan Nurji, yang menjadi pengungsi sejak dua bulan lalu mengaku senang bisa pulang kembali ke rumahnya.
“Saya senang bisa kumpul lagi sama keluarga sama tetangga saya di desa,” jelasnya. Lantaran posko sudah sepi ditinggal pengungsi, petugas BPBD Gianyar mulai membongkar Posko Sutasoma.
Yang dibongkar adalah tenda yang menjadi atap kamar pengungsi. Seperti diketahui, bangunan di posko Sutasoma di atas lapangan Sutasoma ini merupakan pasar darurat yang rencananya untuk menampung pedagang di pasar Seni Sukawati.
Pasar seni rencananya akan dibongkar. Namun karena rencana pembongkaran belum mendapat anggaran, maka pasar seni tidak jadi dibongkar.