25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:52 AM WIB

Jadi Tetenger Desa Tua, Ini Temuan Lain Peradaban Kuno di Tegallinggah

SINGARAJA – Desa Tegallinggah di Kecamatan Sukasada, Buleleng diyakini sebagai salah satu pusat peradaban kuno di masa neolitikum.

Keyakinan itu muncul dari para peneliti di Balai Arkeologi Bali, seiring dengan temuan sebuah sarkofagus di desa tersebut.

Peneliti Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali I Dewa Gede Maruti mendorong agar temuan sarkofagus itu dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Sebab temuan sarkofagus itu bisa menjadi tetenger bahwa Desa Tegallinggah adalah desa tua. “Ini menyangkut jati diri desa.

Kalau diangkut ke museum atau BPCB, ya bukti sejarah itu akan hilang. Jadinya tidak banyak masyarakat yang tahu.

Kami harap proses pelestarian ini bisa dilakukan oleh desa, dibuatkan lokasi khusus agar lebih terjaga dan terlindungi,” kata I Dewa Gede Maruti.

Di sisi lain Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Buleleng Angga Prasaja mengatakan, berdasar kesepakatan warga dan para tokoh, sarkofagus itu akan dibiarkan di Desa Tegallinggah.

Proses konservasi dan perawatan sarkofagus itu akan diserahkan pada pemerintah. Menurutnya, bukan sarkofagus itu saja temuan tinggalan sejarah yang ada di Tegallinggah.

“Masih ada beberapa peti kubur. Termasuk ada juga informasi keberadaan goa yang diduga tinggalan sejarah.

Hanya saja belum sempat diidentifikasi, karena lokasi terjal dan masih ada longsoran yang belum dibersihkan. Nanti dari Balar dan BPCB akan melakukan penelitian lagi di Tegallinggah,” papar Angga. 

SINGARAJA – Desa Tegallinggah di Kecamatan Sukasada, Buleleng diyakini sebagai salah satu pusat peradaban kuno di masa neolitikum.

Keyakinan itu muncul dari para peneliti di Balai Arkeologi Bali, seiring dengan temuan sebuah sarkofagus di desa tersebut.

Peneliti Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Bali I Dewa Gede Maruti mendorong agar temuan sarkofagus itu dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Sebab temuan sarkofagus itu bisa menjadi tetenger bahwa Desa Tegallinggah adalah desa tua. “Ini menyangkut jati diri desa.

Kalau diangkut ke museum atau BPCB, ya bukti sejarah itu akan hilang. Jadinya tidak banyak masyarakat yang tahu.

Kami harap proses pelestarian ini bisa dilakukan oleh desa, dibuatkan lokasi khusus agar lebih terjaga dan terlindungi,” kata I Dewa Gede Maruti.

Di sisi lain Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Buleleng Angga Prasaja mengatakan, berdasar kesepakatan warga dan para tokoh, sarkofagus itu akan dibiarkan di Desa Tegallinggah.

Proses konservasi dan perawatan sarkofagus itu akan diserahkan pada pemerintah. Menurutnya, bukan sarkofagus itu saja temuan tinggalan sejarah yang ada di Tegallinggah.

“Masih ada beberapa peti kubur. Termasuk ada juga informasi keberadaan goa yang diduga tinggalan sejarah.

Hanya saja belum sempat diidentifikasi, karena lokasi terjal dan masih ada longsoran yang belum dibersihkan. Nanti dari Balar dan BPCB akan melakukan penelitian lagi di Tegallinggah,” papar Angga. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/