25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:38 AM WIB

Koster Minta Manajemen PLTU Celukan Bawang Segera Tinggalkan Batu Bara

SINGARAJA – Ancaman kerusakan lingkungan akibat pengunaan bahan bakar batu bara untuki  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, menuai teguran dari Gubernur Bali.

 

Gubernur Bali Wayan Koster, meminta manajemen PLTU Celukan Bawang, segera mengganti bahan bakar penggerak turbin pembangkit listrik dari semula menggunakan batu bara beralih ke gas.

 

Koster menegaskan peralihan bahan bakar pembangkit itu, merupakan bagian dari membangun Bali yang lebih bersih, hijau, dan ramah lingkungan.

 

Menurut Koster, pengusaha juga harus berpihak pada kondisi alam di Bali.

Apabila PLTU terus menerus menggunakan bahan bakar batu bara, maka akan terjadi kerusakan lingkungan di Bali.

Saat kerusakan lingkungan, maka hal itu akan menjadi pukulan bagi kondisi kehidupan serta perekonomian di Bali.

 

Peralihan bahan bakar dari batu bara menjadi gas, bahkan disebut menguntungkan pengusaha. “Kalau pakai batu bara, kemudian lingkungan rusak, pengusaha juga rugi.

Tapi kalau pakai energi yang bersih, lingkungan juga jadi terjaga. Keberadaan usaha mereka juga lebih panjang,” ujar Koster, saat menghadiri acara Diskusi Akhir Tahun yang diselenggarakan Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) di Eks Pelabuhan Buleleng, Jumat (7/12) siang.

 

 

SINGARAJA – Ancaman kerusakan lingkungan akibat pengunaan bahan bakar batu bara untuki  Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, menuai teguran dari Gubernur Bali.

 

Gubernur Bali Wayan Koster, meminta manajemen PLTU Celukan Bawang, segera mengganti bahan bakar penggerak turbin pembangkit listrik dari semula menggunakan batu bara beralih ke gas.

 

Koster menegaskan peralihan bahan bakar pembangkit itu, merupakan bagian dari membangun Bali yang lebih bersih, hijau, dan ramah lingkungan.

 

Menurut Koster, pengusaha juga harus berpihak pada kondisi alam di Bali.

Apabila PLTU terus menerus menggunakan bahan bakar batu bara, maka akan terjadi kerusakan lingkungan di Bali.

Saat kerusakan lingkungan, maka hal itu akan menjadi pukulan bagi kondisi kehidupan serta perekonomian di Bali.

 

Peralihan bahan bakar dari batu bara menjadi gas, bahkan disebut menguntungkan pengusaha. “Kalau pakai batu bara, kemudian lingkungan rusak, pengusaha juga rugi.

Tapi kalau pakai energi yang bersih, lingkungan juga jadi terjaga. Keberadaan usaha mereka juga lebih panjang,” ujar Koster, saat menghadiri acara Diskusi Akhir Tahun yang diselenggarakan Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) di Eks Pelabuhan Buleleng, Jumat (7/12) siang.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/