25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:35 AM WIB

Duh, Masih Ditemukan Masalah Bedah Desa di Klungkung

KLUNGKUNG- Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta melakukan evaluasi pelaksanaan program Inovasi Bedah Desa di Desa Selat Kecamatan Klungkung, Jumat (7/1).

 

Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan terhadap tindak lanjut dari pelaksanaan program Bedah Desa yang difokuskan pada aspek kemiskinan, kesehatan, pendidikan serta pemberdayaan masyarakat.

 

“Kami datang lagi ke Desa Selat ini untuk melihat perkembangan pemanfaatan bantuan penanganan kemiskinan,” kata Suwirta.

 

Selain itu, ia juga ingin mengevaluasi data kemiskinan yang belum tertangani, akibat keterbatasan regulasi atau tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Tidak hanya menyangkut kemiskinan namun juga aspek kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.  

 

Lebih lanjut Suwita mengatakan, Desa Selat menjadi desa yang memiliki jumlah kemiskinan paling banyak di Klungkung. Desa ini bahkan menerima sebanyak 60 unit bantuan bedah rumah program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-Rutilahu) dari Kementerian Sosial.

 

“Berbagai persoalan kami temukan dalam kegiatan evaluasi ini. Tidak hanya tentang kemiskinan, namun juga di bidang pendidikan. Ada banyak warga yang putus sekolah dan bahkan ada yang tidak sempat mengenyam bangku sekolah,” kata Suwirta.

 

Dia juga menyoroti, ada sejumlah rumah hidroponik bantuan dari Pemkab Klungkung yang juga terhenti akibat beberapa faktor. Dan yang paling unik adalah banyak warga yang berusia produktif memilih untuk tidak menikah atau mencari pasangan hidup. “Ini tentu menjadi PR bagi kami di pemerintah daerah dan perbekel untuk bersama-sama mencarikan solusinya,” pungkasnya.

 

KLUNGKUNG- Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta melakukan evaluasi pelaksanaan program Inovasi Bedah Desa di Desa Selat Kecamatan Klungkung, Jumat (7/1).

 

Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan terhadap tindak lanjut dari pelaksanaan program Bedah Desa yang difokuskan pada aspek kemiskinan, kesehatan, pendidikan serta pemberdayaan masyarakat.

 

“Kami datang lagi ke Desa Selat ini untuk melihat perkembangan pemanfaatan bantuan penanganan kemiskinan,” kata Suwirta.

 

Selain itu, ia juga ingin mengevaluasi data kemiskinan yang belum tertangani, akibat keterbatasan regulasi atau tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Tidak hanya menyangkut kemiskinan namun juga aspek kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,” imbuhnya.  

 

Lebih lanjut Suwita mengatakan, Desa Selat menjadi desa yang memiliki jumlah kemiskinan paling banyak di Klungkung. Desa ini bahkan menerima sebanyak 60 unit bantuan bedah rumah program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-Rutilahu) dari Kementerian Sosial.

 

“Berbagai persoalan kami temukan dalam kegiatan evaluasi ini. Tidak hanya tentang kemiskinan, namun juga di bidang pendidikan. Ada banyak warga yang putus sekolah dan bahkan ada yang tidak sempat mengenyam bangku sekolah,” kata Suwirta.

 

Dia juga menyoroti, ada sejumlah rumah hidroponik bantuan dari Pemkab Klungkung yang juga terhenti akibat beberapa faktor. Dan yang paling unik adalah banyak warga yang berusia produktif memilih untuk tidak menikah atau mencari pasangan hidup. “Ini tentu menjadi PR bagi kami di pemerintah daerah dan perbekel untuk bersama-sama mencarikan solusinya,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/