34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 13:32 PM WIB

Astungkara, Korban Sambaran Petir di Jembrana Bali Berangsur Membaik

NEGARA – Korban sambaran petir yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Minggu (7/4) kemarin, berangsur membaik.

Namun, dua orang korban masih belum diizinkan pulang sebelum observasi dan evaluasi lagi dari dokter.

Dewa Kade Wibawa, 49, salah satu korban yang mendapat perawatan di Sal D RSU Negara mengaku sudah mulai membaik.

Keluhan pusing yang dialami sebelumnya sudah hilang. “Masih ada sedikit sakit di perut sini,” kata Wibawa sambil memegang bagian perut atas sebelah kanannya.

Menurutnya, dokter sudah memeriksa kondisinya, namun masih belum bisa pulang sebelum ada observasi dan evaluasi lagi.

Jika hasilnya sudah bisa pulang, selanjutnya akan rawat jalan.  “Disuruh nunggu dokternya,” imbuh Dewa Kade Wibawa.

Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Oka Parwata mengatakan, kondisi kedua korban kemarin sudah mulai membaik.

Jika hasil observasi dan evaluasi hari ini memungkinkan untuk rawat jalan, kedua korban bisa pulang. “Kondisi sudah membaik, semoga besok (hari ini) bisa pulang,” ujarnya.

Sebelumnya, dua orang korban yang masih dirawat, hasil observasi dan evaluasi satu orang masih mengalami gangguan irama jantung dan satu orang lagi masih ada gangguan pendengaran.

Namun, dokter harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi korban sudah membaik.

Sebelumnya, hujan disertai petir, Jumat (5/4) siang menyambar sepuluh orang buruh tani, di Subak Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Dua orang buruh petani tewas dalam kejadian tersebut. Buruh yang tengah memanen padi mulai pukul 08.00 WITA, sebanyak 12 orang bekerja di sawah memotong padi milik I Dewa Kade Jember.

Selanjutnya, sekitar pukul 12.00 Wita karena sudah waktu makan siang dan dalam keadaan hujan deras 10 orang kelompok

pekerja sawah tersebut beristirahat di gubuk dekat sawah dan 2 orang beristirahat terpisah berjarak kurang lebih 300 meter.

Saat istirahat, di gubuk tiba-tiba tersambar petir. Akibat kejadian tersebut dua orang yang beristirahat di tempat terpisah berlari melihat temannya dan meminta pertolongan ke warga sekitar lokasi sawah.

Dua orang meninggal dunia atas nama  Ni luh Niarti,50, dan Ni luh Mi, 41. Sebanyak delapan orang di bawa ke Puskesmas Mendoyo,

korban yang mengalami kondisi lebih parah dirujuk ke RSU Negara sebanyak tiga orang untuk diperiksa lebih lanjut. 

NEGARA – Korban sambaran petir yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Minggu (7/4) kemarin, berangsur membaik.

Namun, dua orang korban masih belum diizinkan pulang sebelum observasi dan evaluasi lagi dari dokter.

Dewa Kade Wibawa, 49, salah satu korban yang mendapat perawatan di Sal D RSU Negara mengaku sudah mulai membaik.

Keluhan pusing yang dialami sebelumnya sudah hilang. “Masih ada sedikit sakit di perut sini,” kata Wibawa sambil memegang bagian perut atas sebelah kanannya.

Menurutnya, dokter sudah memeriksa kondisinya, namun masih belum bisa pulang sebelum ada observasi dan evaluasi lagi.

Jika hasilnya sudah bisa pulang, selanjutnya akan rawat jalan.  “Disuruh nunggu dokternya,” imbuh Dewa Kade Wibawa.

Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Oka Parwata mengatakan, kondisi kedua korban kemarin sudah mulai membaik.

Jika hasil observasi dan evaluasi hari ini memungkinkan untuk rawat jalan, kedua korban bisa pulang. “Kondisi sudah membaik, semoga besok (hari ini) bisa pulang,” ujarnya.

Sebelumnya, dua orang korban yang masih dirawat, hasil observasi dan evaluasi satu orang masih mengalami gangguan irama jantung dan satu orang lagi masih ada gangguan pendengaran.

Namun, dokter harus melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi korban sudah membaik.

Sebelumnya, hujan disertai petir, Jumat (5/4) siang menyambar sepuluh orang buruh tani, di Subak Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Dua orang buruh petani tewas dalam kejadian tersebut. Buruh yang tengah memanen padi mulai pukul 08.00 WITA, sebanyak 12 orang bekerja di sawah memotong padi milik I Dewa Kade Jember.

Selanjutnya, sekitar pukul 12.00 Wita karena sudah waktu makan siang dan dalam keadaan hujan deras 10 orang kelompok

pekerja sawah tersebut beristirahat di gubuk dekat sawah dan 2 orang beristirahat terpisah berjarak kurang lebih 300 meter.

Saat istirahat, di gubuk tiba-tiba tersambar petir. Akibat kejadian tersebut dua orang yang beristirahat di tempat terpisah berlari melihat temannya dan meminta pertolongan ke warga sekitar lokasi sawah.

Dua orang meninggal dunia atas nama  Ni luh Niarti,50, dan Ni luh Mi, 41. Sebanyak delapan orang di bawa ke Puskesmas Mendoyo,

korban yang mengalami kondisi lebih parah dirujuk ke RSU Negara sebanyak tiga orang untuk diperiksa lebih lanjut. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/