33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:26 PM WIB

Hindari Karantina, Sembunyi di Desa Lain, Warga Munduk Dijemput Paksa

NEGARA – Salah satu warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, dijemput paksa petugas karena diduga menghindari karantina banjar yang telah dimulai Jumat lalu (3/7).

Padahal, warga tersebut merupakan kerabat dekat salah satu pasien positif Covid-19 dari Banjar Munduk yang sudah menjalani isolasi di RSU Negara.

Menurut informasi, warga tersebut diketahui sejak dimulai karantina banjar tidak ada di rumah. Bahkan petugas sudah melakukan pencarian pria berinisial IKB tersebut, namun tidak ditemukan.

Setelah tiga hari berselang setelah dimulai karantina banjar, akhirnya petugas menemukan IKB di wilayah Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur.

Petugas akhirnya menjemput paksa dan mengembalikan ke rumahnya untuk menjalani karantina banjar.

Upaya jemput paksa tersebut dilakukan karena IKB merupakan salah satu kerabat dekat dengan salah satu pasien positif.

Bahkan, rumah IKB bersebelahan dengan pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Juru bicara percepatan penanganan Covid-19 I Gusti Agung Putu Arisantha saat dikonfirmasi membenarkan ada warga yang menghindari karantina banjar.

“Memang informasinya menghindari karantina banjar, tapi yang bersangkutan sudah kembali ke rumahnya setelah dijemput petugas,” jelas Arisantha.

Menurutnya, karantina banjar yang dilakukan di Banjar Munduk merupakan upaya untuk mencegah transmisi lokal penyebaran Covid-19.

Pasalnya, dalam satu banjar tersebut sudah ada lima orang positif Covid-19 karena terpapar virus dari transmisi lokal.

Selama 14 hari warga Banjar Munduk, tidak boleh beraktivitas keluar rumah, untuk menghindari penularan.

Mengenai kebutuhan pokok warga, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana sudah membagikan sembako pada warga Banjar Munduk

yang menjalani karantina, sehingga bisa menghindari aktivitas warga keluar rumah karena kebutuhan makan sudah dicukupi.

Sebelum karantina dimulai, warga Banjar Munduk sudah menjalani rapid test. Bagi warga yang reaktif hasil rapid test sudah dilakukan pengambilan swab untuk diuji dengan metode PCR.

Sebanyak enam orang warga banjar Munduk hasil rapid test reaktif, namun hasil swab belum keluar. “Hasil swab mungkin dua tiga hari keluar,” ungkapnya. 

NEGARA – Salah satu warga Banjar Munduk, Desa Kaliakah, dijemput paksa petugas karena diduga menghindari karantina banjar yang telah dimulai Jumat lalu (3/7).

Padahal, warga tersebut merupakan kerabat dekat salah satu pasien positif Covid-19 dari Banjar Munduk yang sudah menjalani isolasi di RSU Negara.

Menurut informasi, warga tersebut diketahui sejak dimulai karantina banjar tidak ada di rumah. Bahkan petugas sudah melakukan pencarian pria berinisial IKB tersebut, namun tidak ditemukan.

Setelah tiga hari berselang setelah dimulai karantina banjar, akhirnya petugas menemukan IKB di wilayah Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur.

Petugas akhirnya menjemput paksa dan mengembalikan ke rumahnya untuk menjalani karantina banjar.

Upaya jemput paksa tersebut dilakukan karena IKB merupakan salah satu kerabat dekat dengan salah satu pasien positif.

Bahkan, rumah IKB bersebelahan dengan pasien yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Juru bicara percepatan penanganan Covid-19 I Gusti Agung Putu Arisantha saat dikonfirmasi membenarkan ada warga yang menghindari karantina banjar.

“Memang informasinya menghindari karantina banjar, tapi yang bersangkutan sudah kembali ke rumahnya setelah dijemput petugas,” jelas Arisantha.

Menurutnya, karantina banjar yang dilakukan di Banjar Munduk merupakan upaya untuk mencegah transmisi lokal penyebaran Covid-19.

Pasalnya, dalam satu banjar tersebut sudah ada lima orang positif Covid-19 karena terpapar virus dari transmisi lokal.

Selama 14 hari warga Banjar Munduk, tidak boleh beraktivitas keluar rumah, untuk menghindari penularan.

Mengenai kebutuhan pokok warga, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana sudah membagikan sembako pada warga Banjar Munduk

yang menjalani karantina, sehingga bisa menghindari aktivitas warga keluar rumah karena kebutuhan makan sudah dicukupi.

Sebelum karantina dimulai, warga Banjar Munduk sudah menjalani rapid test. Bagi warga yang reaktif hasil rapid test sudah dilakukan pengambilan swab untuk diuji dengan metode PCR.

Sebanyak enam orang warga banjar Munduk hasil rapid test reaktif, namun hasil swab belum keluar. “Hasil swab mungkin dua tiga hari keluar,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/