NEGARA – Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf. Hasrifuddin Haruna berharap pihak kepolisian bisa bersama-sama menelusuri adanya dugaan “salam tempel” pengganti surat rapid antigen di pelabuhan Gilimanuk. Pasalnya, informasi terkait adanya salam tempel itu tidak hanya sekali namun sudah beberapa kali.
Demikian juga berhubung surat edaran untuk rapid test antigen bagi pengguna jasa penyeberangan hingga 8 Januari 2021, disarankan agar fasilitas rapid test antigen masih banyak maka agar ditaruh saja di Jembrana untuk membantu pengendalian Covid-19.
“Betul, Pak. Infonya masih kita laksanakan pendalaman untuk tindakan lebih lanjut,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (8/1).
Seperti diberitakan sebelumnya, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf. Hasrifuddin Haruna mengaku gerah. Dimana pihaknya mendapatkan informasi bahwa ada bus yang masuk ke Bali melalui pelabuhan Gilimanuk, bisa melewati pemeriksaan petugas Satgas Covid-19 dengan mudah. Tentunya berbekal “salam tempel”.
Hal itu disampaikannya Saat Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (7/1). Dijelaskannya bahwa saat periksaan surat rapid test, yang turun dari bus untuk menemui petugas hanya sang supirnya saja. Dia pun hanya menunjukan 3 lembar surat hasil rapid test antigen.
“Saya mendapat informasi ada bus yang melintas di Gilimanuk yang turun hanya sopirnya saja dan menunjukkan rapid test antigen cuma tiga lembar. Yang lainnya ditukar dengan salam tempel. Saya ingin tahu siapa oknumnya ini,” tegasnya.
Dijelaskannya bahwa jangan sampai ada pihak tertentu yang berjaga di Gilimanuk yang ingin merusak citra Bali.
“Jangan sampai ada musuh dalam selimut di Gilimanuk yang merusak citra kita yang bekerja keras amankan Bali. Jika tidak bawa rapid test antigen kan harusnya diarahkan ke Kimia Farma untuk dirapid,” imbuhnya.