SINGARAJA – Desa Pakraman Julah siap melepas aset tanah ayahan desa untuk mempercepat pembangunan SMP negeri baru di Desa Julah.
Pembangunan SMP baru itu diharapkan bisa mengurangi masalah keterbatasan akses pendidikan di tingkat SMP, yang dialami masyarakat setempat.
Kelian Desa Pakraman Julah Jro Kubayan Ketut Sidemen mengatakan, pihaknya sudah sempat membicarakan wacana pembangunan SMP negeri baru dengan krama desa.
Krama pun sudah setuju dengan hal tersebut. Apabila pembangunan SMP negeri baru direalisasikan, desa pakraman siap melepas tanah ayahan desa.
Saat ini ada tanah seluas 1,35 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan sekolah tersebut.
“Ada dua bidang tanah desa yang bisa digunakan. Yang satu luasnya 50 are, kemudian di baratnya ada yang luasnya 85 are.
Kebetulan tanah itu kurang produktif. Kalau mau dimanfaatkan untuk fasilitas pendidikan, kami siap menyerahkan,” kata Sidemen.
Menurutnya masalah pendidikan di tingkat menengah cukup pelik. Siswa lulusan SD di Desa Julah, kesulitan diterima di SMPN 4 Tejakula.
Sebab sekolah tersebut sudah penuh untuk menampung siswa dari Desa Bondalem saja. Sementara di Desa Julah tiap tahunnya, ada sekitar 40 orang siswa yang harus meneruskan pendidikan ke tingkat SMP.
“Itu baru Julah saja, belum lagi yang di Desa Pacung. Sebenarnya di Julah ada tiga SD, tapi yang satu lagi sudah bisa diterima di SMPN 3 Tejakula karena
jaraknya dekat. Kalau kami yang tinggal di pusat desa ini serba sulit. Ke SMPN 4 penuh, kalau SMPN 3 jauh,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Gede Dharmaja mengatakan masih menyusun kajian terkait pembangunan SMP baru di Desa Julah.
Dharmaja belum bisa memastikan apakah pemerintah akan membangun sekolah baru atau menyelenggarakan SMP Negeri Satu Atap.
“Masih kami kaji ya. Tapi yang paling memungkinkan memang membuat SMP Negeri satu atap, karena bisa menggunakan fasilitas SD yang sudah ada,” kata Dharmaja.