25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:38 AM WIB

TNBB Tuding Warga Rabas Hutan Mangrove Pejarakan, Bendesa Bela Diri

SINGARAJA – Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) memprotes pemangkasan pohon mangrove yang terjadi di areal taman nasional.

Pemangkasan itu terjadi saat sejumlah masyarakat melakukan pengukuran lahan. Pemangkasan itu terjadi di wilayah Banjar Dinas Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.

Disebut-sebut, sejumlah warga memangkas ranting pohon mangrove yang tumbuh di areal taman nasional, pada Sabtu (7/3).

Bendesa Adat Pejarakan Putu Suastika menegaskan pihaknya tak pernah melakukan perabasan. Menurutnya saat melakukan pengukuran kemarin, memang ada beberapa ranting yang dipangkas.

Sebab menyulitkan krama yang hendak melakukan pengukuran. “Memang kami punya rencana membuat dermaga baru. Kemarin itu kami lakukan pengukuran, mengawali proses perencanaan.

Memang ada beberapa ranting yang menghalangi saat proses kegiatan. Akhirnya dipangkas. Kalau perabasan tidak ada,” tegas Suastika.

Suastika mengatakan, rencana pembangunan dermaga itu sudah sempat disampaikan secara tertulis pada Balai TNBB sekitar tiga tahun lalu.

Pihak adat juga pernah mengundang TNBB ke lokasi, agar pihak TNBB mengetahui secara gamblang seperti apa wacana yang akan dikerjakan adat.

Meski begitu, Suastika mengaku bahwa saat pengukuran kemarin, pihak adat tidak menyurati TNBB.

“Selama ini kami selalui koordinasi. Karena secara kawasan hutan itu mereka (TNBB) yang punya, tapi secara wewidangan kami yang punya.

Kalau untuk pengukuran, itu hanya di internal desa adat saja. Itu juga pengukuran untuk perencanaan awal, belum menyentuh ke rencana detail dan teknis,” kata Suastika. 

SINGARAJA – Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) memprotes pemangkasan pohon mangrove yang terjadi di areal taman nasional.

Pemangkasan itu terjadi saat sejumlah masyarakat melakukan pengukuran lahan. Pemangkasan itu terjadi di wilayah Banjar Dinas Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.

Disebut-sebut, sejumlah warga memangkas ranting pohon mangrove yang tumbuh di areal taman nasional, pada Sabtu (7/3).

Bendesa Adat Pejarakan Putu Suastika menegaskan pihaknya tak pernah melakukan perabasan. Menurutnya saat melakukan pengukuran kemarin, memang ada beberapa ranting yang dipangkas.

Sebab menyulitkan krama yang hendak melakukan pengukuran. “Memang kami punya rencana membuat dermaga baru. Kemarin itu kami lakukan pengukuran, mengawali proses perencanaan.

Memang ada beberapa ranting yang menghalangi saat proses kegiatan. Akhirnya dipangkas. Kalau perabasan tidak ada,” tegas Suastika.

Suastika mengatakan, rencana pembangunan dermaga itu sudah sempat disampaikan secara tertulis pada Balai TNBB sekitar tiga tahun lalu.

Pihak adat juga pernah mengundang TNBB ke lokasi, agar pihak TNBB mengetahui secara gamblang seperti apa wacana yang akan dikerjakan adat.

Meski begitu, Suastika mengaku bahwa saat pengukuran kemarin, pihak adat tidak menyurati TNBB.

“Selama ini kami selalui koordinasi. Karena secara kawasan hutan itu mereka (TNBB) yang punya, tapi secara wewidangan kami yang punya.

Kalau untuk pengukuran, itu hanya di internal desa adat saja. Itu juga pengukuran untuk perencanaan awal, belum menyentuh ke rencana detail dan teknis,” kata Suastika. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/