29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:27 AM WIB

Percaya Tidak Percaya…Sebelum Tertimpa Pohon, Pedanda Lupa Bawa Genta

NEGARA – Meninggalnya Ida Pedanda Gede Oka Sidanta (sebelumnya ditulis Sudanta) dari Griya Taman Sari Megati, Banjar Tibusambi,

Desa Yehembang Kangin, karena tertimpa pohon pule yang akan dibuat tapel barong menyisakan duka dan tanda tanya bagi warga Jembrana.

Pasalnya, tokoh panutan umat ini meninggal karena peristiwa tragis. Tertimpa cabang pohon pule yang baru saja diupacarai.

Menurut kesaksian warga, ada peristiwa yang tidak biasa terjadi sebelum musibah datang. Menurut salah seorang warga, Ida Pedanda Gede Oka Sidanta  lupa membawa Bajra atau genta saat muput.

Padahal, menurut saksi mata, prosesi upacara yang dilakukan sebelum pemotongan gempong pohon pule yang akan digunakan untuk tapel barong tergolong sakral dan memerlukan Bajra untuk pengiring doa.

Bendesa Pakraman Munduk Anggrek Kaja I Made Subagia membenarkan bahwa Ida Peranda saat memimpin ritual upacara tidak menggunakan Bajra.

“Saya juga tidak berani menyimpulkan apakah karena beliau tidak menggunakan Bajra saat muput menjadi penyebab petaka atau karena hal lain. Soalnya saya sama sekali tidak mengerti masalah itu,” ujar Subagia.

Entah, ada hubungannya atau tidak, namun sebagian warga percaya pohon pule itu tenget alias angker. Subagia sendiri mengakui itu.

Sebelum musibah itu datang, Ida Pedanda memimpin proses upacara. Ida Pedanda sendiri yang menandai atau nyikut bagian pohon yang harus dipotong untuk tapel. 

Setelah Ida Pedanda nyikut, kemudian dilakukan pemotongan oleh tukang gergaji mesin. Namun, Bendesa menegaskan, saat itu bukan menebang pohonnya hanya gempong yang ada dalam pohon pule itu dipotong.

Rencananya ada dua gempong yang akan dipotong. Pemotongan yang sudah dilakukan oleh tukang gergaji, ternyata membuat pohon sekitar 30 meter itu tumbang. 

 Warga lain saat itu berlarian dan Ida Pedanda yang saat itu bersama warga lain juga lari, namun bagian pohon menimpanya hingga menyebabkan meninggal dunia. 

 

NEGARA – Meninggalnya Ida Pedanda Gede Oka Sidanta (sebelumnya ditulis Sudanta) dari Griya Taman Sari Megati, Banjar Tibusambi,

Desa Yehembang Kangin, karena tertimpa pohon pule yang akan dibuat tapel barong menyisakan duka dan tanda tanya bagi warga Jembrana.

Pasalnya, tokoh panutan umat ini meninggal karena peristiwa tragis. Tertimpa cabang pohon pule yang baru saja diupacarai.

Menurut kesaksian warga, ada peristiwa yang tidak biasa terjadi sebelum musibah datang. Menurut salah seorang warga, Ida Pedanda Gede Oka Sidanta  lupa membawa Bajra atau genta saat muput.

Padahal, menurut saksi mata, prosesi upacara yang dilakukan sebelum pemotongan gempong pohon pule yang akan digunakan untuk tapel barong tergolong sakral dan memerlukan Bajra untuk pengiring doa.

Bendesa Pakraman Munduk Anggrek Kaja I Made Subagia membenarkan bahwa Ida Peranda saat memimpin ritual upacara tidak menggunakan Bajra.

“Saya juga tidak berani menyimpulkan apakah karena beliau tidak menggunakan Bajra saat muput menjadi penyebab petaka atau karena hal lain. Soalnya saya sama sekali tidak mengerti masalah itu,” ujar Subagia.

Entah, ada hubungannya atau tidak, namun sebagian warga percaya pohon pule itu tenget alias angker. Subagia sendiri mengakui itu.

Sebelum musibah itu datang, Ida Pedanda memimpin proses upacara. Ida Pedanda sendiri yang menandai atau nyikut bagian pohon yang harus dipotong untuk tapel. 

Setelah Ida Pedanda nyikut, kemudian dilakukan pemotongan oleh tukang gergaji mesin. Namun, Bendesa menegaskan, saat itu bukan menebang pohonnya hanya gempong yang ada dalam pohon pule itu dipotong.

Rencananya ada dua gempong yang akan dipotong. Pemotongan yang sudah dilakukan oleh tukang gergaji, ternyata membuat pohon sekitar 30 meter itu tumbang. 

 Warga lain saat itu berlarian dan Ida Pedanda yang saat itu bersama warga lain juga lari, namun bagian pohon menimpanya hingga menyebabkan meninggal dunia. 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/