28.1 C
Jakarta
22 November 2024, 20:16 PM WIB

Satgas Covid-19 Buleleng Sayangkan Memo Internal Dirut RS BaliMed

SINGARAJA – Sekretaris Satgas Penanggulangan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyayangkan munculnya memo internal sebuah

perusahaan medis yang meminta karyawannya melakukan isolasi mandiri setelah melakukan perjalanan dari Buleleng.

Gede Suyasa menilai memo internal yang beredar di media sosial itu menuai respons dari masyarakat di Buleleng.

“Saya harap mestinya ini tidak terjadi. Apalagi dilakukan oleh orang yang paham apa itu covid dan transmisi lokal. Mestinya dilihat, kasus transmisi lokal itu sudah sembuh semua.

Sekarang hanya sisa satu, itu pun yang datang dari luar negeri dan orang pertama yang terkonfirmasi positif.

Jadi, tidak sampai menyebar dari masyarakat ke masyarakat. Mestinya tidak sampai membuat surat seperti itu,” kata Gede Suyasa.

Ia menyatakan, kondisi di Kabupaten Buleleng kini tidak segawat kelihatannya. Pemerintah pun terus melakukan upaya pencegahan penyebaran virus covid.

Salah satunya dengan menyemprot disinfektan secara berkala. Sekadar diketahui, selain memantau pasien positif covid-19, Gugus Tugas masih mengawasi seorang yang masuk status ODP.

Selain itu gugus tugas juga melakukan pemantauan terhadap 968 orang tanpa gejala (OTG), yang terdiri dari 332 orang pekerja migrant,

4 orang WNA, 4 orang yang baru datang dari luar negeri, dan 628 orang yang baru datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia.

Seperti diberitakan, Direktur BaliMed Negara dr I Gede Putu Dhinarananta, S.Ked mengeluarkan memo internal.

Ada sejumlah poin imbauan Dhinarananta yang kontroversial dan menimbulkan polemik serta memicu kepanikan banyak warga.

Bahkan selain membuat panic, memo yang dibuat direktur BaliMed Negara juga dinilai menimbulkan SARA dan stigma di masyarakat.

Beruntung, setelah memicu kontroversial, dr Dhinaranata langsung mencabut memo tersebut dan meminta maaf kepada masyarakat Buleleng.

 

SINGARAJA – Sekretaris Satgas Penanggulangan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menyayangkan munculnya memo internal sebuah

perusahaan medis yang meminta karyawannya melakukan isolasi mandiri setelah melakukan perjalanan dari Buleleng.

Gede Suyasa menilai memo internal yang beredar di media sosial itu menuai respons dari masyarakat di Buleleng.

“Saya harap mestinya ini tidak terjadi. Apalagi dilakukan oleh orang yang paham apa itu covid dan transmisi lokal. Mestinya dilihat, kasus transmisi lokal itu sudah sembuh semua.

Sekarang hanya sisa satu, itu pun yang datang dari luar negeri dan orang pertama yang terkonfirmasi positif.

Jadi, tidak sampai menyebar dari masyarakat ke masyarakat. Mestinya tidak sampai membuat surat seperti itu,” kata Gede Suyasa.

Ia menyatakan, kondisi di Kabupaten Buleleng kini tidak segawat kelihatannya. Pemerintah pun terus melakukan upaya pencegahan penyebaran virus covid.

Salah satunya dengan menyemprot disinfektan secara berkala. Sekadar diketahui, selain memantau pasien positif covid-19, Gugus Tugas masih mengawasi seorang yang masuk status ODP.

Selain itu gugus tugas juga melakukan pemantauan terhadap 968 orang tanpa gejala (OTG), yang terdiri dari 332 orang pekerja migrant,

4 orang WNA, 4 orang yang baru datang dari luar negeri, dan 628 orang yang baru datang dari daerah transmisi lokal di Indonesia.

Seperti diberitakan, Direktur BaliMed Negara dr I Gede Putu Dhinarananta, S.Ked mengeluarkan memo internal.

Ada sejumlah poin imbauan Dhinarananta yang kontroversial dan menimbulkan polemik serta memicu kepanikan banyak warga.

Bahkan selain membuat panic, memo yang dibuat direktur BaliMed Negara juga dinilai menimbulkan SARA dan stigma di masyarakat.

Beruntung, setelah memicu kontroversial, dr Dhinaranata langsung mencabut memo tersebut dan meminta maaf kepada masyarakat Buleleng.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/