BILA – Komisi III DPRD Bali, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke peternakan babi milik PT. Anugrah Bersama Sukses (ABS) di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan kemarin.
Sidak merupakan buntut dari pengaduan warga pada DPRD Bali, terkait masalah limbah kotoran yang memicu bau dan kebisingan ternak.
“Masalah polusi limbah, bau, dan kebisingan suara itu sedang dikaji ulang. Kami minta investor bisa memperbaiki sistem pengelolaan limbah dulu.
Apalagi saran dari BLH jelas ada kekurangan dalam pengelolaan limbah. Terpenting sudah ada itikad baik kedua belah pihak selesaikan masalah itu,” kata Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Suyasa.
Sementara itu Direktur PT. ABS I Made Widiana mengatakan, pihaknya sudah berupaya menangani limbah semaksimal mungkin.
Pihaknya mengklaim sudah membuat lima bak pengolahan limbah, hingga mendatangkan mesin pengolah limbah dari Taiwan. Termasuk menggunakan beberapa cairan kimia untuk menekan bau yang timbul.
“Kami sudah tekan dengan campuran bahan kimia, termasuk mikro organisme. Kami juga gunakan pakan khusus, biar bau yang timbul itu bisa minimal,” klaim Widiana.
Khusus soal kebisingan, Widiana pun tak menampik. Menurutnya kebisingan hanya terjadi pada jam-jam pemberian makan. Yakni pukul 08.00 pagi serta pukul 16.00 sore. Biasanya kebisingan terjadi maksimal selama satu jam.
Sedangkan soal kebisingan pada malam hari, dipicu lepasnya babi pejantan. “Ada pejantan kami yang lepas dari kandang, lalu ke kandang indukan. Akhirnya kan gaduh. Tapi sudah kami upayakan agar tidak terulang,” janjinya.
Asal tahu saja, PT. ABS kini memelihara 230 ekor indukan dan 20 ekor pejantan. Sejauh ini PT. ABS masih fokus pada sektor peternakan, yakni menghasilkan bibit-bibit babi.