28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 3:53 AM WIB

Tak Kunjung Dialiri Air PDAM, Warga Bungamekar Manfaatkan Air Hujan

SEMARAPURA – Sampai saat ini masih ada desa di Kabupaten Klungkung yang belum mendapat pelayanan maksimal dari PDAM Tirta Mahottama Kabupaten Klungkung.

Di antaranya Desa Bungamekar yang merupakan salah satu tujuan wisata di Kecamatan Nusa Penida.

Meski 80 persen Kepala Keluarga (KK) di desa itu telah memiliki sambungan rumah (SR) namun belum semuanya telah teraliri air dari PDAM Klungkung.

Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, warga di sana memanfaatkan air tadahan hujan, bahkan terpaksa membeli.

Perbekel Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, I Wayan Yasa beberapa waktu lalu mengungkapkan, ada sebanyak 911 KK yang bermukim di desa yang dipimpinnya itu.

Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persennya telah memiliki SR. Hanya saja belum semua bisa menikmati air dari PDAM Klungkung.

“Ada tiga dusun yang belum teraliri air, yakni Dusun Karang Dawa, Punangkidan, dan Sompang. Sementara empat dusun lainnya,

yakni Pundukaha Kelod, Pundukaha Kaja, Sebuluh, dan Batugaing telah teraliri air PDAM namun hanya tiga kali sehari,” ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, warga Desa Bungamekar akhirnya memanfaatkan air hujan yang mereka berhasil tampung di dalam cubang.

Hanya saja saat musim kemarau, cubang-cubang yang dimiliki warganya itu akan kosong. Sehingga warga di sana terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Satu tangki air ukuran 1.100 liter itu harganya Rp 150 ribu. Untuk kebutuhan satu minggu, biasanya satu KK itu membutuhkan

sekitar 2 tangki air. Namun bila memiliki ternak seperti sapi, itu diperkirakan membutuhkan air sekitar 3-4 tangki,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Dirut PDAM Tirta Mahottama Klungkung, Nyoman Renin Suyasa, tidak menampik kondisi itu.

Untuk melayani pelanggannya di Nusa Penida termasuk di Desa Bungamekar, menurutnya, PDAM Klungkung memanfaatkan mata air Guyangan.

Hanya saja dari potensi air sekitar 170 liter per detik dari mata air itu, baru sekitar 20 liter per detik yang dimanfaatkan sehingga ada sejumlah dusun yang belum teraliri air.

Untuk memenuhi kebutuhan yang ada, PDAM Klungkung sebenarnya telah mengusulkan penambahan kapasitas produksi sekitar 25 liter per detik ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida di tahun ini.

Hanya saja karena adanya wabah virus korona, usulan itu pun belum bisa terealisasi. “Mudah-mudahan tahun 2021 bisa terealisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengaku sangat malu melihat masih ada warganya yang belum bisa menikmati air dari PDAM Klungkung.

Menurutnya, persoalan itu harus segera diselesaikan. Apalagi Desa Bungamekar merupakan desa yang menjadi tujuan wisata di Kecamatan Nusa Penida. “Saya berharap ini bisa dituntaskan secepat-cepatnya,” ujarnya. 

SEMARAPURA – Sampai saat ini masih ada desa di Kabupaten Klungkung yang belum mendapat pelayanan maksimal dari PDAM Tirta Mahottama Kabupaten Klungkung.

Di antaranya Desa Bungamekar yang merupakan salah satu tujuan wisata di Kecamatan Nusa Penida.

Meski 80 persen Kepala Keluarga (KK) di desa itu telah memiliki sambungan rumah (SR) namun belum semuanya telah teraliri air dari PDAM Klungkung.

Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, warga di sana memanfaatkan air tadahan hujan, bahkan terpaksa membeli.

Perbekel Bungamekar, Kecamatan Nusa Penida, I Wayan Yasa beberapa waktu lalu mengungkapkan, ada sebanyak 911 KK yang bermukim di desa yang dipimpinnya itu.

Dari jumlah tersebut, sekitar 80 persennya telah memiliki SR. Hanya saja belum semua bisa menikmati air dari PDAM Klungkung.

“Ada tiga dusun yang belum teraliri air, yakni Dusun Karang Dawa, Punangkidan, dan Sompang. Sementara empat dusun lainnya,

yakni Pundukaha Kelod, Pundukaha Kaja, Sebuluh, dan Batugaing telah teraliri air PDAM namun hanya tiga kali sehari,” ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, warga Desa Bungamekar akhirnya memanfaatkan air hujan yang mereka berhasil tampung di dalam cubang.

Hanya saja saat musim kemarau, cubang-cubang yang dimiliki warganya itu akan kosong. Sehingga warga di sana terpaksa membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Satu tangki air ukuran 1.100 liter itu harganya Rp 150 ribu. Untuk kebutuhan satu minggu, biasanya satu KK itu membutuhkan

sekitar 2 tangki air. Namun bila memiliki ternak seperti sapi, itu diperkirakan membutuhkan air sekitar 3-4 tangki,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Dirut PDAM Tirta Mahottama Klungkung, Nyoman Renin Suyasa, tidak menampik kondisi itu.

Untuk melayani pelanggannya di Nusa Penida termasuk di Desa Bungamekar, menurutnya, PDAM Klungkung memanfaatkan mata air Guyangan.

Hanya saja dari potensi air sekitar 170 liter per detik dari mata air itu, baru sekitar 20 liter per detik yang dimanfaatkan sehingga ada sejumlah dusun yang belum teraliri air.

Untuk memenuhi kebutuhan yang ada, PDAM Klungkung sebenarnya telah mengusulkan penambahan kapasitas produksi sekitar 25 liter per detik ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida di tahun ini.

Hanya saja karena adanya wabah virus korona, usulan itu pun belum bisa terealisasi. “Mudah-mudahan tahun 2021 bisa terealisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengaku sangat malu melihat masih ada warganya yang belum bisa menikmati air dari PDAM Klungkung.

Menurutnya, persoalan itu harus segera diselesaikan. Apalagi Desa Bungamekar merupakan desa yang menjadi tujuan wisata di Kecamatan Nusa Penida. “Saya berharap ini bisa dituntaskan secepat-cepatnya,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/