31.5 C
Jakarta
25 April 2024, 12:45 PM WIB

Tanpa Pesaing, Sumanasa Pimpin MGPSSR Buleleng

SUKASADA – Sempat kosong selama beberapa bulan, organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Buleleng akhirnya kembali melangsungkan suksesi. Proses pemilihan pemimpin itu berlangsung lewat Lokasabha VIII MGPSSR Buleleng di Sekretariat MGPSSR Buleleng yang ada di Desa Sambangan.

Dalam proses lokasabha itu sebenarnya muncul lima nama yang diajukan sebagai calon ketua. Nama-nama itu yakni Putu Agus Suradnyana yang kini menjabat sebagai Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Buleleng, Ketut Kariyasa Adnyana yang tercatat sebagai anggota DPR RI, dr. Putra Sedana yang Ketua Banteng Muda Indonesia Buleleng – organisasi sayap bentukan PDI Perjuangan, dan Gede Sumanasa yang masih tercatat sebagai bendahara MGPSSR pusat.

Setelah melalui proses pra-lokasabha di 9 kecamatan, dan proses lokasabha kemarin, akhirnya Sumanasa dipilih sebagai ketua. Pemilihan itu dilakukan secara aklamasi. Tak ada satu pun peserta lokasabha yang mengajukan sanggahan. Apalagi nama Sumanasa telah diusulkan oleh 7 kecamatan yang ada di Buleleng.

Begitu dinyatakan sebagai calon terpilih, Sumanasa langsung melakukan konsolidasi. Ia meminta agar orang-orang yang masuk dalam kepengurusan, benar-benar loyal terhadap organisasi pasemetonan pasek.

“Maha Gotra di Buleleng ini paling besar dan paling bagus tata organisasinya. Saya minta pengurus pada periode berikutnya benar-benar solid, loyal, dan tulus membangun organisasi. Semangat itu harus tetap dijaga, jangan hanya hangat-hangat tai ayam,” tegasnya.

Sementara itu Ketua MGPSSR Bali Nyoman Giri Prasta meminta ketua terpilih dapat menyatukan semeton pasek. Sehingga pasemetonan dapat berpartisipasi membangun Bali secara aktif.

Giri Prasta mengatakan, pihaknya kini tengah menyusun basis data pasemetonan. Sehingga maha gotra dapat mengantongi secara pasti berapa jumlah dadia, krama, pemangku, pinandita, bhawati, maupun sulinggih. Data itu akan menjadi basis dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan organisasi ke depannya.

“Ini sangat berkaitan dengan jalannya roda organisasi ke depan. Jadi program yang kita susun ke depan itu bisa tepat sasaran. Termasuk proses panca yadnya juga ke depan akan kami luruskan. Sehingga seluruh kegiatan yadnya yang dilakukan krama pasemetonan bisa berjalan dengan baik,” demikian Giri Prasta.

SUKASADA – Sempat kosong selama beberapa bulan, organisasi Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Buleleng akhirnya kembali melangsungkan suksesi. Proses pemilihan pemimpin itu berlangsung lewat Lokasabha VIII MGPSSR Buleleng di Sekretariat MGPSSR Buleleng yang ada di Desa Sambangan.

Dalam proses lokasabha itu sebenarnya muncul lima nama yang diajukan sebagai calon ketua. Nama-nama itu yakni Putu Agus Suradnyana yang kini menjabat sebagai Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Buleleng, Ketut Kariyasa Adnyana yang tercatat sebagai anggota DPR RI, dr. Putra Sedana yang Ketua Banteng Muda Indonesia Buleleng – organisasi sayap bentukan PDI Perjuangan, dan Gede Sumanasa yang masih tercatat sebagai bendahara MGPSSR pusat.

Setelah melalui proses pra-lokasabha di 9 kecamatan, dan proses lokasabha kemarin, akhirnya Sumanasa dipilih sebagai ketua. Pemilihan itu dilakukan secara aklamasi. Tak ada satu pun peserta lokasabha yang mengajukan sanggahan. Apalagi nama Sumanasa telah diusulkan oleh 7 kecamatan yang ada di Buleleng.

Begitu dinyatakan sebagai calon terpilih, Sumanasa langsung melakukan konsolidasi. Ia meminta agar orang-orang yang masuk dalam kepengurusan, benar-benar loyal terhadap organisasi pasemetonan pasek.

“Maha Gotra di Buleleng ini paling besar dan paling bagus tata organisasinya. Saya minta pengurus pada periode berikutnya benar-benar solid, loyal, dan tulus membangun organisasi. Semangat itu harus tetap dijaga, jangan hanya hangat-hangat tai ayam,” tegasnya.

Sementara itu Ketua MGPSSR Bali Nyoman Giri Prasta meminta ketua terpilih dapat menyatukan semeton pasek. Sehingga pasemetonan dapat berpartisipasi membangun Bali secara aktif.

Giri Prasta mengatakan, pihaknya kini tengah menyusun basis data pasemetonan. Sehingga maha gotra dapat mengantongi secara pasti berapa jumlah dadia, krama, pemangku, pinandita, bhawati, maupun sulinggih. Data itu akan menjadi basis dalam pengambilan kebijakan dan pengembangan organisasi ke depannya.

“Ini sangat berkaitan dengan jalannya roda organisasi ke depan. Jadi program yang kita susun ke depan itu bisa tepat sasaran. Termasuk proses panca yadnya juga ke depan akan kami luruskan. Sehingga seluruh kegiatan yadnya yang dilakukan krama pasemetonan bisa berjalan dengan baik,” demikian Giri Prasta.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/