29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 11:15 AM WIB

Punya Penyakit Ini, 456 Nakes Tabanan Batal Divaksin

TABANAN – Pemerintah pusat dan daerah yang menarget seluruh tenaga kesehatan bakal menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama rupanya menemui berbagai kendala di lapangan. Meski dosis 0,5 vaksin Sinovac telah tersedia yang di masing-masing dinas kesehatan Kabupaten/ Kota di Bali.

 

Sayangnya banyak tenaga kesehatan (nakes) harus tertunda vaksinasi. Penyebabnya selain mereka sebagai penyintas Covid-19, juga nakes banyak yang memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid). Namun mereka (nakes) tertunda vaksin dominan karena memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).

 

Di Tabanan misalnya dari data yang diberikan Dinas Kesehatan Tabanan per hari Selasa kemarin. Total ada sebanyak 3.592 nakes dari seluruh fasilitas kesehatan (fasyankes) yang menjadi skala prioritas vaksinasi Covid-19.

Sementara tenaga kesehatan yang mengakses layanan vaksinasi secara online setelah pihak Dinas Kesehatan Tabanan membuka vaksinasi massal ada sekitar 3.977 nakes yang mendaftar.

 

Dari data tersebut sebanyak 3.312 atau sekitar 84 persen nakes yang sudah menerima vaksin Sinovac. Sisanya, sebanyak 456 orang atau 11,67 persen nakes/ sumber daya manusia kesehatan (SDMK) harus ditunda/ batal pemberian vaksinnya. Kemudian nakes yang dibatalkan karena tidak memenuhi 16 persyaratan vaksinasi sebanyak 209 orang atau sekitar 5,3 persen. Itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika, (9/2) kemarin.

 

Menurutnya, mereka (nakes) yang seharusnya mendapat jatah vaksinasi, namun batal karena kebanyakan memiliki penyakit hipertensi. Rata-rata tensi darah mereka setelah dicek tinggi. Ketika akan menjalani vaksinasi Covid-19. Selain itu juga memiliki penyakit diabetes. Kemudian ada juga punya sakit bawaan (komorbid) salah satunya penyakit jantung.

 

“Kami sudah minta mereka segera turun tensi darah. Kemudian untuk nakes yang memiliki diabetes kadar gula harus dinormalkan. Agar segera bisa mendapatkan vaksinasi,” jelasnya.

 

Kendati banyak tenaga kesehatan yang tertunda proses vaksinasi Covid-19. dr. Nyoman Suratmika menyatakan pencapaian 84 persen vaksinasi sudah mendekati target. Bagi yang belum menerima vaksin Covid-19 dapat mendatangi atau mengakses layanan puskesmas terdekat.

 

“Kami berharap mereka (nakes) datang ke pelayanan kesehatan secara langsung. Mengingat nakes menjadi ujung tombak saat ini dalam pencegahan Covid-19. Apalagi mereka paling berpotensi dan rentan tertular Covid-19,” ungkapnya.

 

Disinggung mengenai jadwal kedatangan vaksin tambahan, Suratmika mengaku belum memperoleh kabar lebih lanjut. Dan secara diplomatis dia mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan dari pusat maupun provinsi.

 

“Kami masih menunggu perkembangan informasi dari pemerintah provinsi melalui dinas kesehatan. Kami mengikuti perkembangan. Kalau belum pasti nanti salah  saya beri keterangan,” tandasnya.

TABANAN – Pemerintah pusat dan daerah yang menarget seluruh tenaga kesehatan bakal menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama rupanya menemui berbagai kendala di lapangan. Meski dosis 0,5 vaksin Sinovac telah tersedia yang di masing-masing dinas kesehatan Kabupaten/ Kota di Bali.

 

Sayangnya banyak tenaga kesehatan (nakes) harus tertunda vaksinasi. Penyebabnya selain mereka sebagai penyintas Covid-19, juga nakes banyak yang memiliki riwayat penyakit bawaan (komorbid). Namun mereka (nakes) tertunda vaksin dominan karena memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi).

 

Di Tabanan misalnya dari data yang diberikan Dinas Kesehatan Tabanan per hari Selasa kemarin. Total ada sebanyak 3.592 nakes dari seluruh fasilitas kesehatan (fasyankes) yang menjadi skala prioritas vaksinasi Covid-19.

Sementara tenaga kesehatan yang mengakses layanan vaksinasi secara online setelah pihak Dinas Kesehatan Tabanan membuka vaksinasi massal ada sekitar 3.977 nakes yang mendaftar.

 

Dari data tersebut sebanyak 3.312 atau sekitar 84 persen nakes yang sudah menerima vaksin Sinovac. Sisanya, sebanyak 456 orang atau 11,67 persen nakes/ sumber daya manusia kesehatan (SDMK) harus ditunda/ batal pemberian vaksinnya. Kemudian nakes yang dibatalkan karena tidak memenuhi 16 persyaratan vaksinasi sebanyak 209 orang atau sekitar 5,3 persen. Itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr Nyoman Suratmika, (9/2) kemarin.

 

Menurutnya, mereka (nakes) yang seharusnya mendapat jatah vaksinasi, namun batal karena kebanyakan memiliki penyakit hipertensi. Rata-rata tensi darah mereka setelah dicek tinggi. Ketika akan menjalani vaksinasi Covid-19. Selain itu juga memiliki penyakit diabetes. Kemudian ada juga punya sakit bawaan (komorbid) salah satunya penyakit jantung.

 

“Kami sudah minta mereka segera turun tensi darah. Kemudian untuk nakes yang memiliki diabetes kadar gula harus dinormalkan. Agar segera bisa mendapatkan vaksinasi,” jelasnya.

 

Kendati banyak tenaga kesehatan yang tertunda proses vaksinasi Covid-19. dr. Nyoman Suratmika menyatakan pencapaian 84 persen vaksinasi sudah mendekati target. Bagi yang belum menerima vaksin Covid-19 dapat mendatangi atau mengakses layanan puskesmas terdekat.

 

“Kami berharap mereka (nakes) datang ke pelayanan kesehatan secara langsung. Mengingat nakes menjadi ujung tombak saat ini dalam pencegahan Covid-19. Apalagi mereka paling berpotensi dan rentan tertular Covid-19,” ungkapnya.

 

Disinggung mengenai jadwal kedatangan vaksin tambahan, Suratmika mengaku belum memperoleh kabar lebih lanjut. Dan secara diplomatis dia mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan dari pusat maupun provinsi.

 

“Kami masih menunggu perkembangan informasi dari pemerintah provinsi melalui dinas kesehatan. Kami mengikuti perkembangan. Kalau belum pasti nanti salah  saya beri keterangan,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/