25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 7:42 AM WIB

RS Klungkung Hentikan Layani Rapid Test Sementara Waktu

SEMARAPURA – Direktur RS Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma Klungkung telah menandatangani Surat Keputusan (SK) batas tertinggi rapid test sebesar Rp 150 ribu per sekali rapid test kemarin.

Dengan begitu, RS Klungkung tidak bisa lagi memasang tarif rapid test di atas Rp 150 ribu. Hanya saja, saat ini dr Kesuma kebingungan untuk mendapatkan alat rapid yang harganya semurah.

Sehingga pihaknya memutuskan untuk tidak melayani rapid test selama belum mendapatkan alat rapid test dengan harga yang sesuai.

Direktur RS Klungkung dr. I Nyoman Kesuma menuturkan, selama ini ada sebanyak 10 orang pelaku perjalanan melakukan rapid test mandiri di RS Klungkung setiap harinya.

Untuk sekali rapid test, pasien dikenakan tarif sebesar Rp 275 ribu. “Rp 275 ribu itu sudah termasuk jasa pelayanan, pemrosesan dan alat rapid test dengan harga Rp 180 ribu,” terangnya.

Dengan adanya Surat Edaran Nomor HK.02.02/1/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Rapid Test Antibodi, tarif rapid test tidak boleh lebih dari Rp 150 ribu per sekali rapi test.

Satu sisi pihaknya mengaku telah menandatangani SK tersebut kemarin. “Jadi, kami tidak boleh memasang tarif rapid test di atas itu,” terangnya.

Hanya saja turunnya SE tersebut tidak dibarengi dengan rekomendasi di mana pihak rumah sakit bisa membeli alat rapid test dengan harga yang ekonomis sehingga bisa memasang tarif rapid test maksimal Rp 150 ribu.

Sebab menurutnya harga alat rapid test masih di kisaran Rp 180 ribu sehingga tidak memungkinkan memasang tarif rapid test maksimal Rp 150 ribu.

“Jadi disuruh cari sendiri. Kami masih tanya-tanya ke rekanan. Kami belum mendapatkan alat rapid test semurah itu.

Tarif Rp 150 ribu itu kan sudah sama jasa pelayanan, dan pemrosesan. Dengan tarif Rp 150 ribu, setidaknya harga alat rapid testnya harus di bawah Rp 100 ribu,” ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu, menurutnya, RS Klungkung untuk sementara waktu ini tidak melayani rapid test.

Layanan itu baru akan kembali disediakan ketika pihaknya menemukan alat rapid test dengan harga yang sesuai.

“Tadi ada yang ingin melakukan rapid test mandiri, dan kami arahkan ke rumah sakit lain,” tandasnya.

SEMARAPURA – Direktur RS Klungkung, dr. I Nyoman Kesuma Klungkung telah menandatangani Surat Keputusan (SK) batas tertinggi rapid test sebesar Rp 150 ribu per sekali rapid test kemarin.

Dengan begitu, RS Klungkung tidak bisa lagi memasang tarif rapid test di atas Rp 150 ribu. Hanya saja, saat ini dr Kesuma kebingungan untuk mendapatkan alat rapid yang harganya semurah.

Sehingga pihaknya memutuskan untuk tidak melayani rapid test selama belum mendapatkan alat rapid test dengan harga yang sesuai.

Direktur RS Klungkung dr. I Nyoman Kesuma menuturkan, selama ini ada sebanyak 10 orang pelaku perjalanan melakukan rapid test mandiri di RS Klungkung setiap harinya.

Untuk sekali rapid test, pasien dikenakan tarif sebesar Rp 275 ribu. “Rp 275 ribu itu sudah termasuk jasa pelayanan, pemrosesan dan alat rapid test dengan harga Rp 180 ribu,” terangnya.

Dengan adanya Surat Edaran Nomor HK.02.02/1/2875/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Rapid Test Antibodi, tarif rapid test tidak boleh lebih dari Rp 150 ribu per sekali rapi test.

Satu sisi pihaknya mengaku telah menandatangani SK tersebut kemarin. “Jadi, kami tidak boleh memasang tarif rapid test di atas itu,” terangnya.

Hanya saja turunnya SE tersebut tidak dibarengi dengan rekomendasi di mana pihak rumah sakit bisa membeli alat rapid test dengan harga yang ekonomis sehingga bisa memasang tarif rapid test maksimal Rp 150 ribu.

Sebab menurutnya harga alat rapid test masih di kisaran Rp 180 ribu sehingga tidak memungkinkan memasang tarif rapid test maksimal Rp 150 ribu.

“Jadi disuruh cari sendiri. Kami masih tanya-tanya ke rekanan. Kami belum mendapatkan alat rapid test semurah itu.

Tarif Rp 150 ribu itu kan sudah sama jasa pelayanan, dan pemrosesan. Dengan tarif Rp 150 ribu, setidaknya harga alat rapid testnya harus di bawah Rp 100 ribu,” ujarnya.

Dengan kondisi seperti itu, menurutnya, RS Klungkung untuk sementara waktu ini tidak melayani rapid test.

Layanan itu baru akan kembali disediakan ketika pihaknya menemukan alat rapid test dengan harga yang sesuai.

“Tadi ada yang ingin melakukan rapid test mandiri, dan kami arahkan ke rumah sakit lain,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/