28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:38 AM WIB

Wagub Cok Ace: Relaksasi Sektor Pendidikan Tunggu Keputusan Menteri

SINGARAJA – Upaya pemerintah melakukan relaksasi sejumlah sektor yang ada di Bali, belum diikuti oleh sektor pendidikan.

Pemerintah belum berencana melakukan relaksasi terhadap sektor pendidikan. Sebab hingga kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum memberikan lampu hijau untuk relaksasi dunia pendidikan.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati menyatakan, sejauh ini hanya 14 sektor yang mendapat relaksasi dari Pemprov Bali.

Masing-masing sektor pelayanan publik, transportasi, adat dan agama, seni dan budaya, pertanian, perdagangan, lembaga keuangan,

kesehatan, konstruksi, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan hidup, sosial, fasilitas umum, pariwisata, serta sektor ketentraman dan ketertiban.

“Semua kegiatan kecuali pendidikan. Sektor pendidikan sampai akhir tahun ini masih study from home. Ini sesuai dengan petunjuk dari Menteri Pendidikan,” kata Wagub Cok Ace saat melakukan kunjungan kerja ke Buleleng kemarin.

Menurutnya, sektor pendidikan bisa berpotensi menjadi klaster penularan covid-19. Sejumlah negara yang telah memberlakukan relaksasi di sektor pendidikan, bahkan memilih menghentikan relaksasi itu.

Sebab terjadi klaster penularan baru di sektor tersebut. “Kami khawatir pendidikan akan jadi episentrum baru yang sangat sulit diatasi. Karena karakternya sama dengan (klaster) pasar. Apalagi anak-anak agak sulit dikendalikan,” ungkapnya.

Apa sektor lain juga tak berpotensi menimbulkan klaster baru? Cok Ace tak menampik hal tersebut. Menurutnya segala kemungkinan bisa saja terjadi, bila masyarakat tak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.

Apabila kasus makin tinggi, tak menutup kemungkinan Bali akan membutuhkan waktu lebih lama untuk puluh.

“Kita tidak bisa prediksi kapan akan pulih, sepanjang vaksinnya belum didapatkan. Apalagi negara besar seperti Australia, Korea Selatan, dan Singapura itu sudah bolak-balik buka tutup.

Negara besar yang kita anggap maju saja masih sangat fluktuaktif. Makanya kami ingatkan, agar protokol kesehatan itu benar-benar dipatuhi. Mudah-mudahan (kasusnya) tidak lebih besar dari yang sekarang,” demikian Cok Ace. 

SINGARAJA – Upaya pemerintah melakukan relaksasi sejumlah sektor yang ada di Bali, belum diikuti oleh sektor pendidikan.

Pemerintah belum berencana melakukan relaksasi terhadap sektor pendidikan. Sebab hingga kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum memberikan lampu hijau untuk relaksasi dunia pendidikan.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati menyatakan, sejauh ini hanya 14 sektor yang mendapat relaksasi dari Pemprov Bali.

Masing-masing sektor pelayanan publik, transportasi, adat dan agama, seni dan budaya, pertanian, perdagangan, lembaga keuangan,

kesehatan, konstruksi, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan hidup, sosial, fasilitas umum, pariwisata, serta sektor ketentraman dan ketertiban.

“Semua kegiatan kecuali pendidikan. Sektor pendidikan sampai akhir tahun ini masih study from home. Ini sesuai dengan petunjuk dari Menteri Pendidikan,” kata Wagub Cok Ace saat melakukan kunjungan kerja ke Buleleng kemarin.

Menurutnya, sektor pendidikan bisa berpotensi menjadi klaster penularan covid-19. Sejumlah negara yang telah memberlakukan relaksasi di sektor pendidikan, bahkan memilih menghentikan relaksasi itu.

Sebab terjadi klaster penularan baru di sektor tersebut. “Kami khawatir pendidikan akan jadi episentrum baru yang sangat sulit diatasi. Karena karakternya sama dengan (klaster) pasar. Apalagi anak-anak agak sulit dikendalikan,” ungkapnya.

Apa sektor lain juga tak berpotensi menimbulkan klaster baru? Cok Ace tak menampik hal tersebut. Menurutnya segala kemungkinan bisa saja terjadi, bila masyarakat tak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.

Apabila kasus makin tinggi, tak menutup kemungkinan Bali akan membutuhkan waktu lebih lama untuk puluh.

“Kita tidak bisa prediksi kapan akan pulih, sepanjang vaksinnya belum didapatkan. Apalagi negara besar seperti Australia, Korea Selatan, dan Singapura itu sudah bolak-balik buka tutup.

Negara besar yang kita anggap maju saja masih sangat fluktuaktif. Makanya kami ingatkan, agar protokol kesehatan itu benar-benar dipatuhi. Mudah-mudahan (kasusnya) tidak lebih besar dari yang sekarang,” demikian Cok Ace. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/