28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:52 AM WIB

Begini Ceritanya Batu Aneh Ini Dikira Warga Selemadeg Situs Kuno…

TABANAN – Balai Arkeologi Denpasar akhirnya turun ke Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Selemadeg Barat, Tabanan.

Balai Arkeologi Denpasar turun setelah warga setempat menemukan sebuah batu yang diduga benda purbakala di desa mereka.

Kesimpulan sementara, batu berbentuk aneh itu bukan situs kuno. Bentuk yang terjadi sekarang karena proses alam yang berlangsung bertahun-tahun.

Kepala Desa Mundeh Kangin I Wayan Sarba Arta Wijaya mengakui pada bulan Juni lalu warganya menemukan peti mati kuno alias sarkofagus.

Hasil itu diperkuat oleh Balai Arkeologi Denpasar yang menyatakan bahwa temuan itu adalah benda purbakala yang dibuat antara tahun 2500 – 2000 SM.

Kegunaan benda purbakala tersebut pada zaman dahulu adalah sebagai tempat mayat atau peti mati.

“Kemudian saat ini ada masyarakat yang menemukan tumpukan batuan atau benda kuno. Itulah yang selalu menjadi pertanyaan di masyarakat, apakah benar dulu di Desa Mundeh Kangin ada sebuah kerajaan,” kata Sarba.

Beruntung, kata dia, Balai Arkelogi Bali turun langsung ke desanya meneliti batuan tersebut. Semua hasil penelitian sudah jelas bahwa tumpukan batuan tersebut bukan peninggalan zaman kuno.

Tapi murni hasil proses alam. “Hasil penelitian ini akan kami sampaikan kepada masyarakat agar ke depan tidak terjadi polemik dan tanda tanya kembali di masyarakat,” tandasnya.

TABANAN – Balai Arkeologi Denpasar akhirnya turun ke Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Selemadeg Barat, Tabanan.

Balai Arkeologi Denpasar turun setelah warga setempat menemukan sebuah batu yang diduga benda purbakala di desa mereka.

Kesimpulan sementara, batu berbentuk aneh itu bukan situs kuno. Bentuk yang terjadi sekarang karena proses alam yang berlangsung bertahun-tahun.

Kepala Desa Mundeh Kangin I Wayan Sarba Arta Wijaya mengakui pada bulan Juni lalu warganya menemukan peti mati kuno alias sarkofagus.

Hasil itu diperkuat oleh Balai Arkeologi Denpasar yang menyatakan bahwa temuan itu adalah benda purbakala yang dibuat antara tahun 2500 – 2000 SM.

Kegunaan benda purbakala tersebut pada zaman dahulu adalah sebagai tempat mayat atau peti mati.

“Kemudian saat ini ada masyarakat yang menemukan tumpukan batuan atau benda kuno. Itulah yang selalu menjadi pertanyaan di masyarakat, apakah benar dulu di Desa Mundeh Kangin ada sebuah kerajaan,” kata Sarba.

Beruntung, kata dia, Balai Arkelogi Bali turun langsung ke desanya meneliti batuan tersebut. Semua hasil penelitian sudah jelas bahwa tumpukan batuan tersebut bukan peninggalan zaman kuno.

Tapi murni hasil proses alam. “Hasil penelitian ini akan kami sampaikan kepada masyarakat agar ke depan tidak terjadi polemik dan tanda tanya kembali di masyarakat,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/