28.3 C
Jakarta
11 Desember 2024, 11:05 AM WIB

Pupuk Toleransi, Ponpes di Tabanan Berbagi Sembako dengan Warga Hindu

TABANAN – Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merawat toleransi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Selain dapat menerima perbedaan yang ada saat menjalani hubungan di tengah masyarakat juga dapat berbagi makanan atau bantuan berupa sembako kepada warga sekitar. 

 

Hal itulah yang dilakukan oleh salah satu Pondok Pesantren Bina Bali Insani (BBI) La Royba yang terletak di Banjar Dinas Meliling Kawan, Desa Meliling Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Mulai dari pembina, pimpinan yayasan, guru (tenaga pengajar) hingga santrinya berbagi kepada kepada warga sekitar yang kurang mampu, Minggu (18/4). 

 

Mereka membagikan sembako berupa beras seberat 5 kilogram, mie instan, gula dan bahan makanan lainnya kepada warga umat Hindu di empat Banjar Dinas di Desa Meliling Kawan. 

 

Pembina Ponpes Bali Bina Insani La Royba Desa Meliling Kyai H. Ketut Jamal Imaduddin menyatakan pondok pesantren (Ponpes) yang ia dirikan sejak tahun 1991 memang tak lepas dari peran serta masyarakat Hindu di Desa Meliling, Kerambitan. Hampir setiap hari bahkan setiap saat pihak ponpes berbaur dengan masyarakat di sana. 

 

“Yang terpenting saling menghormati dan menghargai. Memupuk kehidupan yang toleran. Apapun tidak ada perbedaan itu kita umat manusia yang diciptakan oleh Tuhan untuk saling kenal-mengenal satu sama lain meskipun berbeda keyakinan,” kata pria yang lahir di Desa Pegayaman, Buleleng ini. 

 

Momentum bulan Suci Ramadan, kata dia, memang rutin berbagi kepada warga umat Hindu yang kurang mampu di Desa Meliling. Apalagi di tengah kondisi pandemi saat ini, banyak warga yang kehilangan pekerjaan, susah dengan kehidupan. 

 

“Ya kami sudah sepatutnya berbagi membantu mereka meski tidak dalam jumlah besar. Akan tetapi meringankan beban hidup disaat sekarang kondisi ekonomi yang lesu di Bali,” ungkap. 

 

Sekedar diketahui ada sekitar 60 paket sembako yang dibagi kepada warga. Baik itu lansia, warga kurang dan warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. 

 

Sementara itu Perbekel Desa Meliling, Kerambitan I Made Sudarya mengatakan tali persaudaraan warga disini dengan pihak ponpes Bali Bina Insani sudah lama terjalin. Berbagi sembako hingga buka puasa bersama dengan warga sudah tidak ada sekat. Dan itu rutin dilakukan. 

 

Tidak hanya itu setiap kegiatan di adat pihak dari pimpinan yayasan sudah biasa mereka hadir ikut membantu. 

 

“Saya kira toleransi ini patut saya pertahankan sehingga kedepan menjadi corong bagaimana hubungan ditengah bangsa yang beragam agama, suku dan budaya tetap satu,” ungkapnya.

 

Dia berharap adanya hubungan timbal balik yang baik dan harmonis antara pihak ponpes dengan warga di Desa Meliling mudah-mudahan bisa meredam dan menyejukkan masyarakat Indonesia di tengah mulai marak isu-isu SARA di media sosial. 

 

“Perbedaaan itulah sebuah keistimewaan yang dimiliki bangsa lainnya dan harus dijaga hingga generasi berikutnya,” pungkasnya.

TABANAN – Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merawat toleransi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Selain dapat menerima perbedaan yang ada saat menjalani hubungan di tengah masyarakat juga dapat berbagi makanan atau bantuan berupa sembako kepada warga sekitar. 

 

Hal itulah yang dilakukan oleh salah satu Pondok Pesantren Bina Bali Insani (BBI) La Royba yang terletak di Banjar Dinas Meliling Kawan, Desa Meliling Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Mulai dari pembina, pimpinan yayasan, guru (tenaga pengajar) hingga santrinya berbagi kepada kepada warga sekitar yang kurang mampu, Minggu (18/4). 

 

Mereka membagikan sembako berupa beras seberat 5 kilogram, mie instan, gula dan bahan makanan lainnya kepada warga umat Hindu di empat Banjar Dinas di Desa Meliling Kawan. 

 

Pembina Ponpes Bali Bina Insani La Royba Desa Meliling Kyai H. Ketut Jamal Imaduddin menyatakan pondok pesantren (Ponpes) yang ia dirikan sejak tahun 1991 memang tak lepas dari peran serta masyarakat Hindu di Desa Meliling, Kerambitan. Hampir setiap hari bahkan setiap saat pihak ponpes berbaur dengan masyarakat di sana. 

 

“Yang terpenting saling menghormati dan menghargai. Memupuk kehidupan yang toleran. Apapun tidak ada perbedaan itu kita umat manusia yang diciptakan oleh Tuhan untuk saling kenal-mengenal satu sama lain meskipun berbeda keyakinan,” kata pria yang lahir di Desa Pegayaman, Buleleng ini. 

 

Momentum bulan Suci Ramadan, kata dia, memang rutin berbagi kepada warga umat Hindu yang kurang mampu di Desa Meliling. Apalagi di tengah kondisi pandemi saat ini, banyak warga yang kehilangan pekerjaan, susah dengan kehidupan. 

 

“Ya kami sudah sepatutnya berbagi membantu mereka meski tidak dalam jumlah besar. Akan tetapi meringankan beban hidup disaat sekarang kondisi ekonomi yang lesu di Bali,” ungkap. 

 

Sekedar diketahui ada sekitar 60 paket sembako yang dibagi kepada warga. Baik itu lansia, warga kurang dan warga yang benar-benar membutuhkan bantuan. 

 

Sementara itu Perbekel Desa Meliling, Kerambitan I Made Sudarya mengatakan tali persaudaraan warga disini dengan pihak ponpes Bali Bina Insani sudah lama terjalin. Berbagi sembako hingga buka puasa bersama dengan warga sudah tidak ada sekat. Dan itu rutin dilakukan. 

 

Tidak hanya itu setiap kegiatan di adat pihak dari pimpinan yayasan sudah biasa mereka hadir ikut membantu. 

 

“Saya kira toleransi ini patut saya pertahankan sehingga kedepan menjadi corong bagaimana hubungan ditengah bangsa yang beragam agama, suku dan budaya tetap satu,” ungkapnya.

 

Dia berharap adanya hubungan timbal balik yang baik dan harmonis antara pihak ponpes dengan warga di Desa Meliling mudah-mudahan bisa meredam dan menyejukkan masyarakat Indonesia di tengah mulai marak isu-isu SARA di media sosial. 

 

“Perbedaaan itulah sebuah keistimewaan yang dimiliki bangsa lainnya dan harus dijaga hingga generasi berikutnya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/