29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:09 AM WIB

Potensi Musnahkan Plasma Nutfah, Minta Semua Ternak Dievakuasi

RadarBali.com – Komisi II DPRD Bali meminta secara tegas kepada Dinas Peternakan Provinsi Bali mengevakuasi semua ternak masyarakat pengungsi.

Jika ternak tidak terselamatkan semua dikhawatirkan memperparah tingkat kemiskinan di Bali pasca bencana Gunung Agung. Lebih parah mengancam plasma nutfah hewan ternak asli Bali. Sapi Bali, misalnya.  

Hal itu terungkap  dalam rapat kerja antara Komisi II DPRD Bali dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Bali di ruang rapat anggaran, Senin (9/10).

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Bali Ketut Suwandhi dihadiri Kepala Bapenda Provinsi Bali, Sekretaris Dinas Peternakan, Kepala Biro Ekbang, Badan Pengelolaan Keuangan dan Biro Aset, Koperasi dan UMKM dan instansi terkait.

Aggota Fraksi PDI Perjuangan asal Gianyar, Made Budastra meminta Dinas Peternakan data detail secara lengkap semua ternak pengungsi.

Menurutnya, penyelematan ternak pengungsi dipandang sangat penting untuk ikut dievakuasi. Bila semua ternak tidak bisa diselamatkan, berdampak keras pada peningkatkan kemiskinan.

“Bagaimanapun juga, ketika proses pemulihan pasca bencana, ternak masyarakat pengungsi akan sangat berharga dan bisa membuat mereka bisa bertahan hidup,” katanya.

Dewan meminta penanganan serius bukan saja mengevakuasi masyarakat yang ada di KRB tetapi ternaknya juga harus ikut dievakuasi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kesehatan ternak, pakan ternak yang cukup dan ini setiap saat harus dievaluasi sampai kondisi normal.

Menurut Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Bali drh. Ni Wayan Sukanadi, sampai 7 Oktober 2017, ternak masyarakat pengungsi dampak dari bencana Gunung Agung, Dinas Peternakan sudah menyelamatkan 4.800 ekor ternak dari 37 titik lokasi.

Dari jumlah tersebut selain sapi ada 502 ekor kambing, ada 90 ekor babi dan semua ternak tersebut ditempatkan didaerah penampungan  pengungsi.

Dijelaskan Sukanadi, kendala yang dihadapi saat ini sejumlah pengungsi belum bersedia untuk di relokasi seperti yang ada di desa Les (Buleleng) yang rencananya dialihkan ke Desa Tejakula (Buleleng).

Untuk pemasaran ternak masyarakat pengungsi, Dinas Peternakan sudah membantu agar pemasaran ternak masyarakat pengungsi mendapatkan harga normal.

“Selama ini sudah ada 1.210 ekor ternak yang sudah dijual  dengan harga normal,” jelas Sukanadi

RadarBali.com – Komisi II DPRD Bali meminta secara tegas kepada Dinas Peternakan Provinsi Bali mengevakuasi semua ternak masyarakat pengungsi.

Jika ternak tidak terselamatkan semua dikhawatirkan memperparah tingkat kemiskinan di Bali pasca bencana Gunung Agung. Lebih parah mengancam plasma nutfah hewan ternak asli Bali. Sapi Bali, misalnya.  

Hal itu terungkap  dalam rapat kerja antara Komisi II DPRD Bali dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Bali di ruang rapat anggaran, Senin (9/10).

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Bali Ketut Suwandhi dihadiri Kepala Bapenda Provinsi Bali, Sekretaris Dinas Peternakan, Kepala Biro Ekbang, Badan Pengelolaan Keuangan dan Biro Aset, Koperasi dan UMKM dan instansi terkait.

Aggota Fraksi PDI Perjuangan asal Gianyar, Made Budastra meminta Dinas Peternakan data detail secara lengkap semua ternak pengungsi.

Menurutnya, penyelematan ternak pengungsi dipandang sangat penting untuk ikut dievakuasi. Bila semua ternak tidak bisa diselamatkan, berdampak keras pada peningkatkan kemiskinan.

“Bagaimanapun juga, ketika proses pemulihan pasca bencana, ternak masyarakat pengungsi akan sangat berharga dan bisa membuat mereka bisa bertahan hidup,” katanya.

Dewan meminta penanganan serius bukan saja mengevakuasi masyarakat yang ada di KRB tetapi ternaknya juga harus ikut dievakuasi.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kesehatan ternak, pakan ternak yang cukup dan ini setiap saat harus dievaluasi sampai kondisi normal.

Menurut Sekretaris Dinas Peternakan Provinsi Bali drh. Ni Wayan Sukanadi, sampai 7 Oktober 2017, ternak masyarakat pengungsi dampak dari bencana Gunung Agung, Dinas Peternakan sudah menyelamatkan 4.800 ekor ternak dari 37 titik lokasi.

Dari jumlah tersebut selain sapi ada 502 ekor kambing, ada 90 ekor babi dan semua ternak tersebut ditempatkan didaerah penampungan  pengungsi.

Dijelaskan Sukanadi, kendala yang dihadapi saat ini sejumlah pengungsi belum bersedia untuk di relokasi seperti yang ada di desa Les (Buleleng) yang rencananya dialihkan ke Desa Tejakula (Buleleng).

Untuk pemasaran ternak masyarakat pengungsi, Dinas Peternakan sudah membantu agar pemasaran ternak masyarakat pengungsi mendapatkan harga normal.

“Selama ini sudah ada 1.210 ekor ternak yang sudah dijual  dengan harga normal,” jelas Sukanadi

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/