SINGARAJA – Debu hasil pembongkaran gedung-gedung di Pasar Banyuasri, dikeluhkan warga. Debu-debu itu beterbangan, hingga ke jalan raya.
Debu itu bahkan beterbangan di areal pasar darurat yang memang berdekatan dengan areal konstruksi revitalisasi Pasar Banyuasri.
Debu-debu itu sudah dikeluhkan sejak sepekan terakhir. Pengguna Jalan Ahmad Yani, kerap terperangkap debu saat melintas.
Terutama pada siang hari. Pada waktu-waktu tertentu, debu bahkan sangat tebal sehingga membuat Jalan Ahmad Yani seperti tertutupi kabut.
Tak hanya itu, debu juga beterbangan ke Pasar Tumpah Banyuasri yang memanfaatkan lambung timur Terminal Banyuasri.
Bagi pedagang, mereka hanya bisa bersabar meski terpapar debu tiap hari. Sebab tak ada tempat lain untuk berjualan. Sementara pembeli, merasa risih dengan debu-debu itu.
“Jelas mengganggu. Kalau belanja jadi tidak nyaman. Apalagi debunya itu menempel di bahan-bahan makanan yang dibeli,” keluh Nengah Bawa, salah seorang warga.
Sementara itu pihak rekanan PT. Tunas Jaya Sanur mengaku sudah menyiapkan tangki air untuk melakukan penyiraman. Hal itu diharapkan bisa mengurangi debu yang beterbangan saat proses pembongkaran bangunan.
“Kami sudah dengar keluhan itu. Kami sudah siapkan mobil tangki. Kalau ada proses pembongkaran yang kami prediksi akan menimbulkan banyak debu,
kami lakukan penyiraman dulu. Baru kami kerjakan,” kata Site Engineering Manager PT. Tunas Jaya Sanur, Gede Indra Permana.
Selain itu pihak rekanan juga telah memasang pagar serta paranet di sekita lokasi. Pemasangan itu diharapkan bisa mengurangi debu yang terbang ke areal sekitar.
Sekadar diketahui, proyek revitalisasi Pasar Banyuasri dimenangkan oleh PT. Tunas Jaya Sanur. Proyek itu akan dikerjakan selama 400 hari, hingga 31 Desember 2020 mendatang.
Untuk revitalisasi pasar itu saja, pemerintah merogoh anggaran hingga Rp 159 miliar.