AMLAPURA – Enam pendaki I Made Suarjana, 41; Sahran, 49, asal Banjar Pande Bangli; Tomi Azdi Marta, 21, asal Kuta; Sunarmi, 42, asal Kuta; Kadek Agus Setiawan, 33,
asal Jalan Gunung Agung, Denpasar, dan Kanjeng Prabu Wiranegara, asal Kuta langsung digelandang ke Polsek Selat untuk dimintai keterangan usai turun dari puncak Gunung Agung.
Di sana keenamnya diinterogasi petugas sekaligus dimintai keterangan apa alasannya nekat mendaki dalam kondisi berbahaya seperti ini.
Awalnya keenam pendaki bungkam soal alasan mereka. Namun ketika dikorek sedikit demi sedikit pria yang juga penekun spiritual tersebut pun mulai mau terbuka.
Itu pun tidak semua alasan dikemukakan secara jujur. “Ini memang harus saya lakukan, ini misi spiritual saya. Cukup saya yang mengerti kalau ini diceritakan akan ramai,” ujarnya, di hadapan Kapolsek Selat, AKP Made Sudartawan.
Hanya saja sempat terungkap pengakuan beda saat Kanjeng Prabu ditemui di lereng Gunung Agung. Dia mengaku sedang melakukan ritual mendak.
Rombongan ini membawa dua buah benda berbentuk ukiran naga melilit ikan paus. Ini terbuat dari tulang ikan paus dan satunya lagi dari tulang ikan marlin.
Kedua benda tersebut maunya nanti akan di –linggih-kan di kediamannya, di Kuta. Selain itu ada pengakuan yang cukup menarik disampaikan Kanjeng Prabu.
Dia mengaku penulis mimpi. Menurutnya, lewat mimpinya dirinya mampu melihat dan memprediski kejadian. Bahkan kejadian yang akan terjadi dan sudah terjadi bisa dia ketahui lewat mimpi.
Bahkan, diakui misi ke Gunung Agung kali ini dia sudah memimpikan sejak enam bulan lalu. Karena itu dia yakin tidak akan terjadi apa pun saat dia melakukan pendakian bersama dengan rombongan.
Sementara kemampuan menulis mimpi sendiri dia mengaku peroleh saat duduk di bangku SMP kelas III. Namun ketika didesak lebih lanjut yang bersangkutan menolak mengungkap tujuan ritual tersebut.
Bahkan Kanjeng mengundang siapa pun mereka yang ingin tahu tentang jati dirinya ke rumahnya. Juga terkait maksud dan tujuannya mendaki Gunung Agung.
Sementara itu kalau apa yang dilakukan ini salah, dia bersiap menerima sanksi apa pun yang diberikan.