31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 12:18 PM WIB

Mimih Dewa Ratu…Terungkap Pembuang Bayi ke Pantai Berstatus Pelajar

NEGARA – Pelaku pembuang orok di pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, mulai terungkap. Polisi memastikan bayi tersebut hasil tanpa pernikahan yang dibuang oleh kedua orang tuanya.

Ironisnya, pelaku pembuang bayi mengarah pada sepasang kekasih yang masih berstatus pelajar. “Dari hasil pengembangan penyelidikan mengarah pada dua pelaku,” ujar Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai.

Pihaknya sudah mengamankan dua orang terduga pelaku tersebut. Namun Yusak enggan membeber identitas keduanya karena masih berstatus pelajar.

“Dari hasil penyelidikan memang mengarah pada mereka (dua pelaku),” jelasnya. Menurut informasi, perempuan yang mengandung bayi tersebut berasal dari Desa Manistutu, berinisial A.

Statusnya adalah pelajar salah satu SMA di Jembrana. Sedangkan laki-laki yang merupakan kekasih perempuan tersebut berinisial IGPA, statusnya pelajar SMA namun beda sekolah.

Hingga saat ini, polisi masih kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku perempuan karena masih shock.

Menurut Yusak, hasil pemeriksaan sementara terhadap kedua terduga pelaku bayi yang dibuang tersebut berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.

Bayi lahir prematur di dalam kamar mandi, kemudian dibuang oleh pacar dari si ibu bayi tersebut. Kepolisian masih mendalami mengenai bayi tersebut apakah meninggal sebelum dibuang atau meninggal lebih dulu.

Pihaknya akan memohon untuk melakukan otopsi ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk mengetahui pasti penyebab kematian bayi.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Banjar Pebuahan, Banyubiru, Negara Jumat (9/3) siang lalu geger penemuan orok terdampar di pantai oleh nelayan.

Penemuan orok itu dilaporkan kepada perangkat desa dan polisi. Orok yang diperkirakan dibuang sekitar tiga hari tersebut kemudian dibawa ke RSU Negara dengan mobil polisi untuk dilakukan pemeriksaan.

Dari hasil pemeriksaan panjang rambut orok itu 1 cm,  tinggi  30 sentimeter sampai lutut dan kaki bagian bawah lututnya hilang, kepala hancur, daun telinga hilang dengan berat 700 gram.

Beberapa bagian tubuhnya sudah hilang. Kita menduga bayi itu sudah meninggal atau dibuang sejak dari dua hari sebelum ditemukan

NEGARA – Pelaku pembuang orok di pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, mulai terungkap. Polisi memastikan bayi tersebut hasil tanpa pernikahan yang dibuang oleh kedua orang tuanya.

Ironisnya, pelaku pembuang bayi mengarah pada sepasang kekasih yang masih berstatus pelajar. “Dari hasil pengembangan penyelidikan mengarah pada dua pelaku,” ujar Kasatreskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agustinus Sooai.

Pihaknya sudah mengamankan dua orang terduga pelaku tersebut. Namun Yusak enggan membeber identitas keduanya karena masih berstatus pelajar.

“Dari hasil penyelidikan memang mengarah pada mereka (dua pelaku),” jelasnya. Menurut informasi, perempuan yang mengandung bayi tersebut berasal dari Desa Manistutu, berinisial A.

Statusnya adalah pelajar salah satu SMA di Jembrana. Sedangkan laki-laki yang merupakan kekasih perempuan tersebut berinisial IGPA, statusnya pelajar SMA namun beda sekolah.

Hingga saat ini, polisi masih kesulitan melakukan pemeriksaan terhadap terduga pelaku perempuan karena masih shock.

Menurut Yusak, hasil pemeriksaan sementara terhadap kedua terduga pelaku bayi yang dibuang tersebut berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.

Bayi lahir prematur di dalam kamar mandi, kemudian dibuang oleh pacar dari si ibu bayi tersebut. Kepolisian masih mendalami mengenai bayi tersebut apakah meninggal sebelum dibuang atau meninggal lebih dulu.

Pihaknya akan memohon untuk melakukan otopsi ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk mengetahui pasti penyebab kematian bayi.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Banjar Pebuahan, Banyubiru, Negara Jumat (9/3) siang lalu geger penemuan orok terdampar di pantai oleh nelayan.

Penemuan orok itu dilaporkan kepada perangkat desa dan polisi. Orok yang diperkirakan dibuang sekitar tiga hari tersebut kemudian dibawa ke RSU Negara dengan mobil polisi untuk dilakukan pemeriksaan.

Dari hasil pemeriksaan panjang rambut orok itu 1 cm,  tinggi  30 sentimeter sampai lutut dan kaki bagian bawah lututnya hilang, kepala hancur, daun telinga hilang dengan berat 700 gram.

Beberapa bagian tubuhnya sudah hilang. Kita menduga bayi itu sudah meninggal atau dibuang sejak dari dua hari sebelum ditemukan

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/