27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 9:24 AM WIB

Safari Dakwah, Perahu Terbalik, 34 Santri Tenggelam, Empat Hilang

SINGARAJA – Tiga orang korban dalam insiden karamnya Perahu Kota Baru di Perairan Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, dilarikan ke Buleleng.

Ketiganya kini dirawat di RSU Kertha Usada Singaraja, karena mengalami penumpukan cairan pada organ dalam.

Kecelakaan laut itu menimpa rombongan santri Pondok Pesantren Abu Hurairah, Pulau Sapeken, pada Kamis (8/3).

Rombongan santri itu hendak menuju Pulau Sepanjang untuk mengikuti safari dakwah. Mereka menumpang Perahu Kota Baru yang dinakhodai Sahrudin.

Perjalanan dari Pulau Sapeken menuju Pulau Sepanjang, normalnya hanya butuh waktu satu jam.

Sayangnya perahu itu mengalami naas dan menyebabkan 34 orang penumpang perahu tenggelam. Empat diantaranya dinyatakan masih hilang.

Salah seorang korban selamat, Muhji Ruddin, 27, mengatakan, rombongan santri saat itu diundang mengisi acara pengajian di Desa Tanjung Kiaok, Pulau Sepanjang.

Masyarakat berharap mereka datang bersama rombongan, sehingga jalinan silaturahmi lebih erat.Sebelum berangkat pada Kamis lalu, sempat turun hujan diserta angin kencang.

Sekitar pukul 15.00 WIB, hujan dan angin reda dan air laut tenang. “Kami langsung putuskan berangkat. Setelah perjalanan 15 menit itu, tiba-tiba kapalnya terguling.

Begitu penumpang semua jatuh ke air, perahunya balik lagi, posisi normal lagi. Hanya ada empat orang yang masih tinggal di atas,” kata Muhji Ruddin saat ditemui di RSU Kertha Usada Singaraja.

Begitu tercebur ke laut, Muhji langsung berusaha mencari istrinya Iis Nurjanah yang menggendong bayinya.

Cukup lama Muhji mencari, tiba-tiba istrinya muncul ke permukaan dengan kondisi tidak sadarkan diri dan masih menggendong bayinya.

“Waktu dinaikkan itu istri dan anak saya sudah keluar buih dari mulutnya. Dari kecelakaan sampai proses evakuasi itu makan waktu 10-15 menit. Baru akhirnya ada banyak kapal yang mendekat membantu kami,” imbuhnya.

Dia berharap istri dan anaknya bisa sembuh total. Termasuk korban yang lain. 

SINGARAJA – Tiga orang korban dalam insiden karamnya Perahu Kota Baru di Perairan Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, dilarikan ke Buleleng.

Ketiganya kini dirawat di RSU Kertha Usada Singaraja, karena mengalami penumpukan cairan pada organ dalam.

Kecelakaan laut itu menimpa rombongan santri Pondok Pesantren Abu Hurairah, Pulau Sapeken, pada Kamis (8/3).

Rombongan santri itu hendak menuju Pulau Sepanjang untuk mengikuti safari dakwah. Mereka menumpang Perahu Kota Baru yang dinakhodai Sahrudin.

Perjalanan dari Pulau Sapeken menuju Pulau Sepanjang, normalnya hanya butuh waktu satu jam.

Sayangnya perahu itu mengalami naas dan menyebabkan 34 orang penumpang perahu tenggelam. Empat diantaranya dinyatakan masih hilang.

Salah seorang korban selamat, Muhji Ruddin, 27, mengatakan, rombongan santri saat itu diundang mengisi acara pengajian di Desa Tanjung Kiaok, Pulau Sepanjang.

Masyarakat berharap mereka datang bersama rombongan, sehingga jalinan silaturahmi lebih erat.Sebelum berangkat pada Kamis lalu, sempat turun hujan diserta angin kencang.

Sekitar pukul 15.00 WIB, hujan dan angin reda dan air laut tenang. “Kami langsung putuskan berangkat. Setelah perjalanan 15 menit itu, tiba-tiba kapalnya terguling.

Begitu penumpang semua jatuh ke air, perahunya balik lagi, posisi normal lagi. Hanya ada empat orang yang masih tinggal di atas,” kata Muhji Ruddin saat ditemui di RSU Kertha Usada Singaraja.

Begitu tercebur ke laut, Muhji langsung berusaha mencari istrinya Iis Nurjanah yang menggendong bayinya.

Cukup lama Muhji mencari, tiba-tiba istrinya muncul ke permukaan dengan kondisi tidak sadarkan diri dan masih menggendong bayinya.

“Waktu dinaikkan itu istri dan anak saya sudah keluar buih dari mulutnya. Dari kecelakaan sampai proses evakuasi itu makan waktu 10-15 menit. Baru akhirnya ada banyak kapal yang mendekat membantu kami,” imbuhnya.

Dia berharap istri dan anaknya bisa sembuh total. Termasuk korban yang lain. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/