NEGARA – Masyarakat Bali Barat sudah sekian lama mengeluh kepada pemerintah agar segera memperbaiki jalan nasional yang menghubungkan Denpasar – Gilimanuk.
Pasalnya, selain sempit dan bolong-bolong, jalan yang kerap dijuluki jalur tengkorak itu kerap memicu kemacetan dan lakalantas.
Namun, rencana perbaikan jalur tersebut, tampaknya, masih menunggu waktu yang lama. Pasalnya, wacana pembangunan jalan tol Gilimanuk-Denpasar masih dipertimbangkan Gubernur Bali Wayan Koster.
Justru Gubernur Wayan Koster telah serius menggarap jalur kereta api di Bali Barat. Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster
saat Launching Access Free Wifi menuju Bali Smart Island, di wantilan Desa Adat Dauhwaru, Jembrana, kemarin (10/4).
Menurut Koster, rencana pembuatan jalan tol Gilimanuk- Denpasar, masih dipertimbangkan karena jalan tol dari segi ekonomi kerakyatan kurang baik, karena bisa mematikan usaha masyarakat di pinggir jalan.
“Kalau membuat jalan tol, banyak yang sudah menawarkan konsepnya. Masih saya pikir-pikir dulu, mana baiknya,” ujarnya.
Daripada membuat jalan tol, lebih baik membuat jalan bay pass karena bisa berdampak positif pada perekonomian masyarakat.
Namun, solusi yang serius tengah diharap adalah pembuatan jalur kereta api. Bahkan, menurut Koster rencana pembuatan jalur kereta api tersebut sudah dirancang sejak Ignasius Jonan menjabat Direktur PT. Kereta Api Indonesia.
Master plan disusun, setelah membuat shortcut jalur Singaraja, pada tahun 2020 juga akan ada pembangunan shortcut Denpasar-Gilimanuk pada tahun 2020 mendatang.
Rencana pembuatan jalur kereta api tersebut, sebagai salah satu upaya untuk memudahkan aksesibilitas antara Bali barat dan Bali selatan.