SEMARAPURA– Dampak gelombang tinggi menyebabkan aktivitas penyeberangan dengan kapal cepat atau boat melalui Pelabuhan Tradisional Tribuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan terganggu.
Bahkan akibat gelombang tinggi, aktivitas penyeberangan penumpang dengan tujuan Kecamatan Nusa Penida menggunakan boat itu pun akhirnya ditutup dan dialihkan melalui Pelabuhan Padangbai, Karangasem.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, Selasa (11/6) pukul 14.00, tampak sejumlah calon penumpang boat Gangga Express yang terdiri dari warga Nusa Penida dan wisatawan mancanegara mengantre di depan loket pembelian tiket Gangga Express di Pelabuhan Tradisional Tribuana.
Namun setelah berkomunikasi dengan petugas loket, sejumlah wisatawan mancanegara memilih meninggalkan pelabuhan.
Pasalnya Gangga Express sudah tidak melayani penyeberangan penumpang sejak pukul 13.30 lantaran kondisi gelombang tinggi.
Meski sudah diumumkan bahwa Gangga Express sudah tidak melayani penyeberangan, sejumlah warga Nusa Penida tampak masih bertahan di pelabuhan.
Petugas loket Gangga Express, Dewa Ayu Kusuma saat ditemui di loket mengungkapkan, himbauan tentang gelombang tinggi sebenarnya sudah diberikan sejak Senin (10/6).
Meski begitu, Gangga Express masih melakukan aktivitas penyeberangan penumpang pagi kemarin lantaran gelombang laut masih memungkinkan untuk melakukan penyeberangan.
Ada sebanyak tiga trip yang berhasil dilayani pagi kemarin. “Kami bisa melayani sampai pukul 08.00,” ungkapnya.
Lantaran gelombang laut semakin tinggi, Gangga Express akhirnya memutuskan untuk menyeberangkan para penumpangnya melalui Pelabuhan Padangbai.
Ada sebanyak tiga trip yang dilayani Gangga Express melalui Pelabuhan Padangbai.
“Akhirnya kami putuskan untuk tidak melayani penyeberangan baik melalui pelabuhan Tribuana maupun Padangbai mulai pukul 13.30 karena alasan keselamatan. Biasanya kami melayani penyeberangan mulai pukul 06.30-16.00,” tandasnya.
Salah seorang warga Nusa Penida, Jro Ayu mengaku baru tiba di Pelabuhan Tradisional Tribuana kurang dari pukul 14.00. Ia ke pelabuhan tersebut untuk menyeberang ke Nusa Penida setelah berlibur di Denpasar. “Baru saya sampai di sini. Kalau tidak melayani penyeberangan, terpaksa saya balik ke Denpasar kembali dan besok saya ke sini lagi untuk menyeberang,” tandasnya.
Pengawas Pelabuhan Tradisional Tribuana, Desa Kusamba Made Suardika dikonfirmasi terpisah mengungkapkan Pelabuhan Tradisional Tribuana hanya bisa melayani penyeberangan saat pagi hari.
Itu lantaran gelombang laut cukup tinggi sekitar 4-6 meter sehingga cukup membahayakan jika melakukan penyeberangan. “Ketinggian gelombang 4-6 meter. Pukul 13.30, pelabuhan sudah ditutup,” tandasnya.