RadarBali.com – Pasca robohnya tembok pembatas atau penyengker kolam renang Lila Harsana, Jalan Gunung Rinjani, Semarapura Kelod Kangin, Rabu (9/8).
Suasana mistis sedikit mewarnai peristiwa tersebut. Adapun penjaga kolam renang peninggalan kerajaan Puri Agung Klungkung, Komang Sumadana mengalami kesurupan, Kamis (10/8) sekitar pukul 09.20.
Saat koran ini keluar dari Kantor Bupati Klungkung, Kamis (10/8) sekitar pukul 09.20, Sumadana sudah menari di tengah jalan tepatnya di depan pintu utara Kerta Gosa dengan pengawasan dua orang polisi.
Sesaat kemudian, Sumadana pun masuk ke area Kerta Gosa dan menuju Pemedal Agung yang dulunya merupakan pintu gerbang Puri Agung Klungkung dan hingga saat ini sangat dikeramatkan.
Di sana, Sumadana tetap menari dan kemudian meminta agar dua batu yang saat ini berada di dasar tangga Medal Agung, diletakkan lebih tinggi karena menurutnya itu merupakan perwujudan dari laki-laki dan perempuan.
Tak sampai di sana, masih dalam kondisi kesurupan, Komang Sumadana pergi menuju Pelinggih Pajenengan Puri Agung Klungkung.
Di sana Sumadana mulai mengaku dirinya sebagai Ratu Niang. Saat dirasuki Ratu Niang, Sumadana meminta agar Pelinggih Pengayengan Puri Agung Klungkung tidak dibongkar.
Jika ada yang berani membongkar pelinggih tersebut, dikatakannya orang yang memerintah atau mengambil keputusan tersebut akan mendapat mala-petaka tiga hari setelah pelinggih itu dibongkar.
“Sampunang pelinggih nika pugare (jangan pelinggih itu dibongkar, red),” tegasnya yang kemudian menanyakan keberadaan Bupati Klungkung.
Selain itu, dia juga meminta agar di Lila Harsana dibersihkan dan dibuatkan tempat pemandian atau yang lebih dikenal orang Bali sebagai pesiraman.
Namun dia meminta agar pesiraman tersebut dibuat terpisah dengan kolam renang. “Ring kaja kangin linggihang pesiraman nika (Di timur laut letakkan persiraman itu, red),” jelas pria asli Buleleng itu.
Setelah itu Sumadana pun tersadar dan dipercikkan air suci atau tirta oleh seorang polisi yang sejak awal mengawasi Sumadana saat mengalami kesurupan.
Sumadana pada saat itu terlihat sangat lelah dan lemas. Saking lemasnya, untuk jalan menuju motor yang akan digunakan membawanya pulang pun, dia harus dibopong.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung, Gusti Ketut Kaler yang pada saat itu juga mendatangi Puri Agung Klungkung mengungkapkan akan melakukan koordinasi dengan Kadisnya terkait apa yang dikatakan Sumadana dalam kondisi kesurupan itu.
Sehingga nanti bisa disampaikan ke Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta atau Sekretaris Daerah Kabupaten Klungkung.
“Ini di luar nalar tapi keyakinan kita seperti itu. Pada intinya kami akan melakukan koordinasi terlebih dahulu,” tandasnya.